PASUNDAN EKSPRES – Port Sudan menjadi tempat tujuan pengungsi yang ingin keluar dari Sudan yang tengah dilanda konflik antara dua faksi militer. BBC International Correspondent, Lyse Doucet, bergabung dalam misi evakuasi terbaru ke Jeddah.
Pada tengah malam, kapal HMS Al Diriyah terlihat mendekati pesisir Sudan.
Para petugas Arab Saudi menyalakan lampu pencarian agar kapal perang mereka dapat merapat dengan selamat di pelabuhan
Baca Juga:Konflik Sudan Antara Militer dan Paramiliter Menyebabkan 436 Kematian Sipil dan Gangguan Layanan KesehatanLebih dari 800 ribu orang berhasil selamat dari konflik antar faksi militer di Sudan
Yang dengan cepat berubah menjadi pusat evakuasi dan kemanusiaan dalam konflik bersenjata yang semakin parah di Sudan.
Dua kapal besar lain juga berlabuh di perairan dekat Port Sudan, pelabuhan terbesar di negara tersebut.
Meski sudah jam 02:00 pagi Waktu Sudan, dua kapal besar lain juga berlabuh di perairan dekat Port Sudan, pelabuhan terbesar di negara tersebut.
Kedua kapal itu menunggu giliran mereka dalam upaya penyelamatan internasional tersebut.
Orang-orang akan membicarakan kejadian-kejadian ini hingga beberapa tahun ke depan.
Konflik semakin parah membuat ribuan warga asing bergegas keluar.
Banyak pekerja muda dari Asia Selatan mengeluh telah menunggu di sana selama tiga hari yang panjang, setelah dua minggu penuh melewati penderitaan perang.
Para pengungsi berbaring di lantai kapal laut Arab Saudi yang berlayar dari Port Sudan menuju Jeddah.
Pertempuran sudah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir dan disela oleh gencatan senjata parsial.
Baca Juga:Para Gerilyawan Gaza Tembakkan Roket ke Israel Usai Kematian Tokoh Jihad IslamKomisi VIII DPR RI Mengecam Keras Insiden Penembakan di Kantor MUI
Konflik tersebut merupakan upaya perebutan kekuasaan antara pasukan militer Sudan yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan
Dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin Mohammed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal sebagai Hemedti.
Mohamad Hashim, rekan jurnalis asal Inggris-keturunan-Sudan, menjelaskan bahwa Port Sudan masih bertahan cukup baik di tengah perang ini.
Konflik baru pecah pada 15 April, hari pertama perang itu, namun kota pelabuhan ini kepenuhan karena banyaknya orang yang berusaha keluar dari Khartoum dan tempat-tempat lain.