Disebutkannya, sebanyak 76.319 balita dilaporkan 86 persen atau 65.429 balita ditimbang merupakan tingkat partisipasi yang sangat baik dari masyarakat. “Kondisi ini harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh petugas di lapangan untuk dapat mendeteksi, menemukan dan melakukan tindaklanjut terhadap kasus secara spesifik,” ucapnya.
Apabila koordinasi lintas sektor belum optimal, tambah Norman, maka diperlukan adanya komitmen dan koordinasi dan keterlibatan dengan lintas sektor yang berkelanjutan, serta diperlukan adanya penanganan stunting yang berkesinambungan.
“Perencanaan dan penganggaran yang belum optimal pun harus dilakukan secara terpadu dan konvergen. Penganggaran dalam perencanaan sepenuhnya fokus di lokasi stunting pada setiap desa, adanya dukungan operasional untuk rakor TPPS rutin, dan adanya penguatan institusi masyarakat terpadu,” katanya.
Baca Juga:SPV Rilis Tas Kain ViscoseSalurkan Bakat Lewat Bhayangkara Music Festival
Lebih lanjut Norman mengatakan, dalam penanganan stunting diperlukan adanya Sumber Daya manusia (SDM) yang meliputi jumlah SDM yang memadai, dan pemahaman yang cukup dari petugas terhadap program percepatan penurunan stunting.
Untuk diketahui, kegiatan stunting kali ini merupakan rembuk stunting yang keempat, yang merupakan kolaborasi antara Bappelitbangda, Dinas Kesehatan, Dispangtan, DPPKB, DPMD, dan Perangkat Daerah terkait.
“Diimbau kepada tim penanggulangan dan pencegahan stunting agar melakukan evaluasi progres pencapaian, hambatan, tantangan dan menyusun solusi perencanaan kegiatan yang tepat sasaran,” ujar Norman.(add/sep)