Orang Tua Miliki Peran vital Lestarikan Bahasa Daerah

Bahasa Daerah
0 Komentar

PURWAKARTA-Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Dr. Herawati mengklaim pelestarian bahasa daerah melalui pelaksanaan revitalisasi yang dilakukan sejak 2021 hingga saat ini menunjukkan hasil positif. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya jumlah peserta dari tahun ke tahun. Padahal di awal, pihaknya menargetkan sebanyak 251 guru namun hingga saat ini tercatat lebih dari 1.000 guru yang mendukung program revitalisasi tersebut.

“Meningkatnya jumlah peserta menunjukkan antusias penutur bahasa daerah masih tinggi,” kata Herawati di sela kegiatan “Diskusi Kelompok Terpumpun, Pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Jawa Barat Tahun 2023” yang digelar di Aula Janani Hotel Harper Purwakarta, Selasa (8/8).

Disebutkan Herawati, melalui revitalisasi bahasa daerah ini pihaknya memberikan pelatihan kepada para pemangku kebijakan, guru, mahasiswa dan masyarakat umum tentang pelestarian bahasa daerah yang menyenangkan.

Baca Juga:Polisi Selidiki Penyebab Bus Terbakar, Minta Keterangan Pemilik POPolisi Bekuk Dua Pelaku Pencurian Sepeda Motor

“Misalnya di sekolah, siswa dibebaskan untuk menuturkan bahasa daerah, baik itu melalui puisi, cerpen, pidato dan lain sebagainya sesuai dengan minat siswa. Dan ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka,” ujar Herawati.

Untuk lebih memotivasi para penutur bahasa daerah ini, pihaknya pun bakal menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI). “Digelarnya FTBI ini merupakan tahap akhir pelaksanaan program revitalisasi yang digelar menjelang akhir tahun. Namun ini bukan tujuan final, karena sejatinya FTBI ini untuk menambah jumlah penutur bahasa daerah,” ucapnya.

Herawati berharap segala informasi dan wawasan yang didapatkan melalui diskusi kelompok terpumpun pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah ini bisa terimbaskan kepada guru-guru lainnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Dr. Iwa Lukmana menegaskan, orang tua di rumah memiliki peran vital dalam pelestarian bahasa daerah. “Seberapa sering penggunaan bahasa daerah dalam berkomunikasi di rumah. Semakin jarang orang tua menuturkan bahasa daerah maka semakin sedikit anak yang menjadi penutur bahasa daerah,” kata Iwa.

Selain itu, kata Iwa, sekolah sebagai tempat berkumpulnya anak, juga memiliki peran penting dalam pelestarian bahasa daerah. “Melalui pelaksanaan revitalisasi ini diharapkan penuturan bahasa daerah, khususnya di sekolah, bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan sehingga semakin banyak anak yang menjadi penutur bahasa daerah,” ujarnya.(add/sep)

0 Komentar