“Salah satu aspek budaya Jawa Barat yang mendukung ketahanan pangan adalah leuit. Fungsi leuit tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi juga sebagai cadangan padi hingga panen berikutnya,” ungkap Ridwan Kamil.
“Saya berharap warisan budaya berupa leuit ini akan tetap lestari dan tidak pernah terlupakan, sehingga budaya leuit akan terus dikenang oleh generasi mendatang. Selain itu, saya juga berharap ketahanan pangan di Jawa Barat akan terus terjaga dan tetap menjadi yang terbaik,” tandasnya.
Dalam sementara, Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan budaya leuit yang telah ada sejak zaman nenek moyang.
Baca Juga:Mau Nonton West Java Festival 2023? Dapatkan Tiketnya Gratis, Begini CaranyaWest Java Festival 2023, Festival Terbesar di Jawa Barat akan Diselenggarakan pada 2 dan 3 September Mendatang
“Ini adalah contoh bagaimana budaya kami tetap terjaga. Kami bersyukur hari ini bisa bersatu dalam acara peresmian Leuit Juara Tapal Desa,” ujar Imron.
Imron menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Cirebon memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan desa dengan menghadirkan Leuit Juara sebagai upaya untuk memastikan ketahanan pangan warganya.
“Saya ingin menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Cirebon dengan sepenuh hati mendukung upaya pembangunan desa melalui pelaksanaan Leuit Juara dalam rangka memastikan ketahanan pangan di tingkat desa,” tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dicky Saromi, menjelaskan bahwa konsep Leuit merupakan gagasan orisinal Gubernur Jawa Barat untuk menghadapi tantangan krisis pangan dan potensi resesi di masa depan.
Saat ini, sudah ada 29 Leuit yang dibangun di berbagai desa di Jawa Barat, dengan tujuan untuk menghidupkan kembali kearifan lokal, khususnya melalui konsep lumbung pangan atau leuit.
Menurutnya, inflasi yang tidak terduga di Indonesia bahkan dunia secara keseluruhan membuatnya sulit untuk diprediksi kapan akan berakhir.
“Dalam konteks ini, pangan adalah komoditas strategis yang harus dijaga di setiap desa, sehingga desa-desa dapat menjaga stok pangan. Oleh karena itu, kita perlu menyediakan tempat yang kokoh dan kuat, seperti Leuit, untuk menyimpan pangan. Semoga ini dapat menghidupkan kembali kearifan lokal, terutama di Desa Tersana dan Babakan Losari, dalam upaya menjaga stok pangan,” jelasnya. (*)