Musim Kemarau Berkah Bagi Petani Garam, Tapi Harga Malah Anjlok

Petani Garam
0 Komentar

KARAWANG-Musim kemarau panjang saat ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi para petani garam di Desa Ciparage Jaya, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Karawang. Cuaca yang panas menyengat, pengendapan air laut bisa lebih cepat sehingga mereka bisa memproduksi garam 1 ton per hektare selama dua hari.

Sayangnya, produksi garam yang melimpah itu kurang diimbangi oleh harga yang memadai. Jika sebelumnya harga garam mencapai Rp4.000 per Kg kini harganya anjok hingga berada di angka Rp1.000 per Kg.

“Alhamdulillah musim panas ini membawa berkah bagi kami petani garam. Proses produksi garam jadi lebih cepat dan kualitas garam lebih bagus,” ujar salah seorang petani garam di Desa Ciparage Jaya, Aep Suhardi.

Baca Juga:237 Warga Terserang DBD Sepanjang Januari – Juli 2023, Kasus Didominasi Anak-anak1.500 KK Gunung Masigit Alami Krisis Air Bersih, Minim Pasokan dari Pemda

Dijelaskan Aep, dari satu hektare tambak garam bisa dihasilkan 1 ton garam per dua hari. Pada musim penghujan untuk memproduksi garam sebanyak itu dibutuhkan waktu satu pekan, bahkan bisa lebih.

Kondisi cuaca yang panas ini, lanjut Aep, membuat petani garam semakin bergairah mengolah tambak mereka. Hanya saja kondisi yang bagus itu berbanding terbalik dengan harga garam yang semakin merosot dari hari ke hari.

Aep menyebutkan, hukum ekonomi sepertinya tengah terjadi di kehidupan petani garam. Produk mereka yang awalnya tembus Rp4.000 per kilogram, kini diterima tengkulak Rp1.000 per kilogram.

Namun demikian, harga itu harga bersih yang diterima petani garam. Mereka tidak perlu mengeluarkan biaya distribusi karena tengkulak membelinya langsung di sekitar tambak.

Aep menyebutkan, saat ini ada 20 petani garam di Desanya yang mengelola tambak hingga 30 hektare. Aep sendiri memiliki 9 hektare tambak yang mampu memproduksi 5 ton garam per hari.

“Harga Rp1.000 per kilo masih cukup bagus bagi kami. Khawatirnya, harga garam semakin anjlok lagi,” katanya.

Menurut Aep, musim panas diperkirakan masih akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Hal itu tentunya akan mendongkrak produksi garam di berbagai daerah, termasuk di Ciparage Jaya.

Baca Juga:Modena Home Center Penuhi Kebutuhan Peralatan Rumah yang InovatifPengusaha Wajib Urus PGB dan SLF, Syarat Dasar Jalankan Usaha

Jika produksi garam melimpah, dikhawatirkan harganya bakal semakin anjlok. “Menurunnya harga garam terjadi secara bertahap. Dari empat ribu, turun ke tiga ribu, hingga seribu rupiah per kilogramnya,” kata dia.

0 Komentar