Dua Wisudawan Terbaik STKIP Purwakarta Raih IPK 3,8, Jadi Lulusan Terbaik

STKIP Purwakarta
0 Komentar

PURWAKARTA-Putri Octaviani dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Siti Rohmah dari Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) menjadi lulusan terbaik pada Wisuda Sarjana Strata 1 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Purwakarta Angkatan VI yang digelar di Hotel Harper Purwakarta, Rabu (20/9).

Putri Octaviani meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,86 sementara IPK yang diraih Siti Rohmah 3,84. Keduanya pun didaulat menerima ijazah sekaligus penghargaan dari STKIP Purwakarta dan berfoto bersama kedua orang tua.

Ketua STKIP Purwakarta Dr. H. Agus Muharam, M.Pd., mengatakan, wisuda kali ini diikuti dua prodi, yakni PGSD dan PBI. Adapun untuk prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) sudah terlebih dahulu diserahkan ijazahnya.

Baca Juga:SMPN 2 Subang Gelar ANBKSTAI Muttaqien Purwakarta Bangun Jiwa Entrepreneur di Smansa, Bagian dari Pengabdian ke Masyarakat

“Untuk prodi PGSD sudah terakreditasi B, adapun dua prodi lagi sedang proses peningkatan akreditasi. Adapun potensi sarjana lulusan STKIP ternyata cukup bagus. Bahkan, dari sarjana yang baru lulus ini ada yang sudah diterima sebagai mahasiswa S2 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),” kata Agus.

Harapannya, kata Agus, mudah-mudahan sarjana yang dibina oleh STKIP bisa membawa harum Purwakarta. “Bisa bermanfaat bagi dirinya, lingkungannya dan berperan di tengah-tengah masyarakat,” ujar Agus.

Sementara itu, Ketua Panitia Wisuda, Laksmita Nur Afiati mengatakan wisuda kali ini diikuti 31 orang, terdiri atas 15 orang dari prodi PGSD dan 16 orang dari prodi PBI. “Kami berpesan kepada para lulusan, meski STKIP adalah sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan, tapi jangan berfokus hanya untuk menjadi guru saja,” ucap Laksmi, panggilan akrabnya.

Wakil Ketua STKIP Bidang Akademi ini pun mencontohkan, lulusan prodi PBI misalnya, bisa menjadi seorang jurnalis, penerjemah. “Atau juga bisa menjadi pengajar Bahasa Indonesia untuk penutur asing,” katanya.

Senada disampaikan Dosen Mata Kuliah Wajib Kurikulum, Burhan Sidik. Disebutkannya, menjadi seorang guru adalah suatu kebanggaan. Bahkan, guru itu akan tampak selalu muda karena menikmati profesinya dan bahagia dengan pekerjaannya.

“Meski begitu, seorang guru juga bisa mengembangkan keahlian lainnya. Misalnya menjadi seorang entrepreneur. Sehingga bisa lebih mendatangkan manfaat bagi dirinya maupun masyarakat luas,” ujar Burhan.(add/sep)

0 Komentar