Sementara itu, narasumber lainnya Widianingsih menyebutkan, harus dapat membedakan mana bercanda mana perundungan (bullying). Karena banyak kasus perundungan yang dianggap sebagai bercandaan.
“Bercanda itu kedua pihak senang. Sedangkan perundungan satu pihak ada yang senang sementara pihak lainnya dirugikan. Lalu, bagaimana ketika anak kita mengalami perundungan di sekolah. Apa disuruh balas atau diam atau seperti apa?” kata Widianingsih.
Pertama, sambungnya, jangan dibalas karena inilah sesungguhnya benih-benih permusuhan. Maka, yang harus di kedepankan adalah kedamaian. Silakan anak bicara kalau dirinya tak nyaman karena di-bully. Kemudian abaikan anak yang mem-bully itu. Kalau masih juga mengganggu, maka tinggalkan dan bicara kepada guru atau wali kelas.
Baca Juga:Petani dan Peternak Terdampak Langsung Kemarau Panjang1.334 Hektare Sawah Alami Kekeringan, Produksi Padi Terhenti karena Kekurangan Air
“Mari menjadikan Rasulullah Saw sebagai teladan. Mempelajari hadits tentang mengasuh anak dan mengimplementasikannya. Pastikan juga saat menghadapi anak itu dalam kondisi tenang. Karena bila tidak tenang maka bisa terjadi hijack brain dan itu percuma,” ujarnya.(add/ysp)