PURWAKARTA-Direktur SEAMEO CECCEP Prof. Vina Andriany, M.Ed., Ph.D., menyebutkan fenomena bullying atau perundungan disebabkan karena akar kekerasan yang ada di masyarakat. Di mana, sambungnya, saat ini masyarakat semakin menormalisasi atau membiarkan kekerasan.
Tak hanya itu, lanjut Prof. Vina, bullying juga terjadi karena relasi yang tidak seimbang antara pelaku dengan korban. Jadi biasanya pelaku bullying ini sering kali orang yang mungkin secara status ekonominya lebih tinggi dia akan mem-bully temannya yang status ekonominya lebih rendah. Kemudian, laki-laki mem-bully perempuan, dan lainnya. “Jadi sering kali bullying akarnya karena masalah kekerasan dan relasi yang tidak seimbang,” kata Prof. Vina saat menjadi keynote speaker pada Seminar Nasional Parenting dengan tema
“Strategi Orang Tua dalam Mengatasi dan Mencegah Bullying” yang digelar Forum Komunikasi Sekolah Dasar Swasta (Fokusdas) Kabupaten Purwakarta di Bale Sawala Yudistira Pemkab Purwakarta, Selasa (7/11).
Baca Juga:Cegah Pecah Belah Masyarakat Jelang Pemilu Tahun 2024 di SubangSate Maranggi Ajiiib Purwakarta, Aroma Khas dan Empuk
Dijelaskannya, bullying banyak terjadi di sekolah tapi kekerasan sering terjadi di lingkungan rumah. Bahkan data dari berbagai macam lembaga menunjukkan bahwa kekerasan pada anak itu justru lebih banyak dilakukan oleh orang yang dekat dengan anak.
“Sehingga kasus bullying dan kekerasan ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Orang tua harus saling bersinergi dengan sekolah. Orang tua harus menjadi individu pertama yang menyediakan ruang aman di rumah bagi anak. Tapi tak bisa dipungkiri, sekolah juga punya peran yang tidak sedikit untuk memastikan bahwa di lingkungan sekolah anak mendapatkan ruang yang aman, yang terbebas dari segala unsur bullying,” ujarnya.
Ditemui di lokasi yang sama Ketua Fokusdas Kabupaten Purwakarta Lia Yulindaria, M.Pd., menyebutkan, Seminar Nasional Parenting ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Gebyar Peringatan HUT Ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional 2023 yang diselenggarakan Fokusdas Kabupaten Purwakarta.
“Audiensnya guru, kepala sekolah dan orang tua agar bisa bersinergi untuk membangun karakter anak-anak dalam menghadapi tantangan yang luar biasa. Di antaranya bullying, kekerasan seksual, media sosial, dan lainnya. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi jalan kebaikan bagi tri sentra pendidikan yang mencakup orang tua, sekolah dan masyarakat,” ucap Lia.