SUBANG-Pesatnya dunia pendidikan ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang dinilainya baik, refresentatif dan bisa dikatakan favorit. Seperti halnya SDIT Miftahul Ulum yang berlokasi di Perum Subang semakin tahun mengalami peningkatan peserta didiknya, juga metode pendidikan yang cukup diminati oleh masyatakat.
Menurut Kepala SDIT Miftahul Ulum Mulyana SPd I, awalnya Miftahul Ulum adalah sebuah pesantren dengan pendirinya Ponpes Miftahul Ulum yaitu Mama KH Muhamad Anwar dan Mama KH Abdul Munir pada tahun 1991.
Sejalan dengan perkembangan zaman kemudian didirikan sekolah formal SDIT Miftahul Ulum 2016. Sebelumnya berdiri lebih dulu MI Miftahul Ulum tahun 2010.
Baca Juga:Korwil Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Subang Sosialisasikan Aplikasi Berbasis KinerjaBawaslu Subang Awasi Distribusi Logistik Pemilu, Saat Proses Pengadaan Masih Terus Berlangsung
Nah karena perubahan nama dari MI menjadi SDIT, maka animo masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun hingga jumlah peserta didik 584 orang.
“Padahal awalnya hanya 2 kelas dan saat ini sudah berjalan 19 kelas atau rombel (rombongan belajar),” kata Mulyana.
Peningkatan itu bisa dikarenakan SDIT itu sekolah berbasis pesantren. Metode pembelajarannya menuangkan pembelajaran kepesantrenan yang diaplikasikan di sekolah tersebut. Menyatukan konsep pendidikan formal dan konsep pembelajaran pesantren.
“Ya mungkin inilah indikatornya minat masyarakat semakin tinggi menyekolahkan anaknya di sini,” kata Mulyana Kepala SDIT Miftahul Ulum.
Metode pendidikan pesantren yang dituangkan diantaranya yaitu kitab kuning, sholat berjamaah dhuha dan dzuhur, ashar, membaca al quran, tamyiz, tilawati (cara mudah membaca al quran), hafalan al quran atau tahfiz perdua tahun 1 juz. Dengan metode pembiasaan 2 hingga 3 ayat setiap hari selama satu tahun.
Pembagian dan pembelajaran kelas pun berbeda. Ada sebutan kelas 1 Mandiri, kelas 2 Simpati, kelas 3 Empati, kelas 4 Pemberani, kelas 5 Tanggungjawab dan kelas 6 Pengayom.
Setiap strata itu harus menjadi sebuah pembiasaan karakter anak di setiap kelas berjenjangnya. Ditambah pula metode pengembangan minat anak saat duduk dibangku kelas 3.
Baca Juga:Kepala Sekolah di Subang Ikuti Pembinaan KinerjaPT PLN Ajak Kolaborasi Global Capai NZE Nasional 2060
Metode dan konsep itu mengarahkan dan mencetak anak menjadi anak yang sholeh atau waladun sholihun.(dan/ysp)