Fenomen Anak Muda jadi PRT ke Luar Negeri di Subang, Akibat Susah Cari Kerja

PRT
0 Komentar

SUBANG-Anak muda menjadi pembantu rumah tangga (PRT) di negara luar, karena susah bekerja di Kabupaten Subang. Fenomena tersebut terjadi di Kabupaten Subang hingga tahun 2023. Data dari Disnakertrans Kabupaten Subang dari bulan Januari – Desember 2023 ada sebanyak 1.307 orang.

Dari total Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Subang tersebut, 43 persen diantaranya berstatus janda. Banyaknya anak muda yang susah mendapatkan kerja, dan di PHK pabrik, membuat keinginan untuk bekerja di negara luar meningkat. Sekitar 20 persen dari 1.307 PMI asal Subang yang berangkat berasal, dari anak muda dengan range usia 19-22 tahun.

Warga Pagaden Sophie (21) mengaku akan terbang ke Negara Taiwan untuk menjadi PRT. Mantan pekerja pabrik di Purwadadi tersebut, merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan lain di pabrikan Subang. Ia pun mendapatkan kabar dari rekannya yang sudah bekerja di Taiwan untuk bekerja di negara Formosa tersebut sebagai PRT.

Baca Juga:Bungursari Lake Park Siapkan Event Malam Tahun Baru, Paket Visit dan CampingJasa Tirta II Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2023

“Sulit bekerja di kampung halaman sendiri, ada teman di Taiwan yang mengajak kerja disana jadi PRT,” ujarnya.

Tergiur dengan penghasilan Rp10 juta perbulan, ia pun memberanikan diri untuk terbang kesana dengan izin orang tuanya. Gadis cantik berkulit putih tersebut mengatakan, banyak teman seusianya yang berangkat ke luar negri untuk berkerja di luar negeri untuk mendapatkan penghasilan yang layak.

“Penghasilan besar, walaupun jauh dari keluarga. Dijalani saja, apalagi paksaan tuntutan ekonomi juga,” tuturnya.

Kepala Bina Penta dan Perluasan TKI Disnakertrans Subang, Dedi menyebut, total PMI yang berangkat ke luar negeri hampir didominasi bekerja sebagai PRT.

Pada bulan Januari – Desember 2023, ada sebanyak 1.307 orang. Dari data tersebut, sekitar 20 persen berasal dari kalangan anak muda.

“Banyak juga, dari tingkat pendidikan SMA,” jelasnya.

Fenomena tersebut, tidak terlepas dari kondisi pabrik di Subang yang mengalami masa kesulitan. PHK dimana-mana, sehingga membuat anak muda yang bekerja tersebut kesulitan dan memilih bekerja di luar negri. “Data yang terhimpun,mencatat dari 1.307 PMI yang ada, 43 persen berstatus janda,” katanya.

Dedi mengatakan, disamping penghasilan PMI di atas UMR rata-rata di Jawabarat, pekerjaan pembantu rumah tangga dihargai besar di negara luar.

0 Komentar