Memaknai Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” Bagian kesatu “Maspion”

Belajar Ringan Filsafat Pancasila
1 Komentar

Indonesia bagi mereka adalah “Kita”.”Kita” adalah Indonesia”.“Kita” adalah “Aku” yang melebur dan menyatu dengan Keindonesiaan dari Sabang sampai Merauke. Dan dari Miangas hingga Rotte. “Aku” yang melebur dalam “Kita”. Bukan melebur pada “Kami”. Sebab pada kata “Kami” ada entitas lain yang bukan “Kami”. Namun kata “Kita” adalah satu, tak ada entitas lain.

Etnis China juga segala etnis dan entitas yang ada di Indonesia harus berprinsip pada “Kita adalah Indonesia” yang berdiri di atas sinic culture, kearifan lokal serta agama. Sinic culture ciri budaya yang menunjukkan etos kerja: pekerja keras, tak suka berleha-leha dan puritan untuk mencapai hasil optimal dari kerja. Menjadikan mereka sukses mengelola bisnis dan ekonomi.
Prinsip “Kita adalah Indonesia” juga dimiliki Alim Markus. Sayang tipikal Alim Marcus yang memiliki sinic culture berbasis nasionalisme ke-Indonesiaan tak banyak. Lin Wen Guang atau dalam bahasa Hokkian, Liem Boen Kwang alias Alim Markus, mengajak kita mencintai Indonesia. Alim Markus, M (mengajak) A (Anda), S (selalu), P (percaya), I (industri), O (olahan), N (nasional). Itulah perusahaan Maspion yang berawal dari usaha dagang (UD) Logam Djawa, pabrik panci.
Alim Markus yang hanya lulusan SMP ini, tak berpikir kapitalis, untuk mencari untung semata. Sebab kapitalis hanya mempertukarkan benda dengan bebas lepas dari harga sebagai sebuah komodifikasi. Alim Markus menjadikan usaha sebagai bagian dari kreatifitas produktif untuk menguatkan nasionalisme. Tak seperti kapitalisme yang menghabisi segala dan memisahkan segala. Hingga apapun dijual, termasuk marwah, dan Indonesia.

Sebab Indonesia adalah kehidupan. Kehidupan yang harus terus dirawat untuk menampilkan warna pelangi yang indah dipandang dan dijalani bersama. Kebersamaan yang menjadikan Indonesia terawat dari patologi prasangka, stereotip dan keserakahan.

Baca Juga:Penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam Bidang PendidikanMusim Penghujan, Musim yang Sarat Pembelajaran

Indonesia juga didirikan oleh Ni Hoe Kong, Kwee Thiam Hong, Oei Tioang Tjoei dan lainnya. Indonesia juga dihidupi oleh Kita, oleh Alim Markus yang mencintai Indonesia dan orang-orang yang mencintai produk Indonesia. Bukan karena tak mampu membeli barang produk luar.

1 Komentar