Serikat Nelayan Subang  Minta Perusahaan Perhatikan Nelayan

Serikat Nelayan Subang  Minta Perusahaan Perhatikan Nelayan
o
0 Komentar

SUBANG-Nelayan di Kecamatan Legonkulon yang bernaung pada Serikat Nelayan Subang (SNS) melakukan audiensi. Mereka beraudiensi dengan pihak Jawa Satu Power-Jawa Satu Regas, yang merupakan sebuah perusahaan yang memiliki Kapal Floating Storage Regasification Unit (FSRU).

Belakangan keberadaan Kapal FSRU Jawa Satu di perairan Legonkulon ini dikeluhkan nelayan, karena ada penyempitan area tangkap ikan serta diduga adanya kebocoran limbah.

Audiensi digelar di Mapolsek Legonkulon dan dihadiri oleh pihak dari Perusahaan Jawa Satu Power, Kasatpolairud Polres Subang, Intelkam Polres Subang, Kapolsek Legonkulon serta pengurus SNS dan para nelayan.

Baca Juga:Masjid Agung Baing Yusuf Saksi Sejarah Penyebaran IslamLarangan Mudik, Pengelola Bus Menjerit

Local Affairs Officer Jawa Satu Power Maryono mengatakan, terkait dengan surat yang dilayangkan nelayan serta yang berkembang sejauh ini. Pihaknya menyimpulkan yakni kurangnya informasi sosialisasi pada masyarakat nelayan, terkait dengan kegiatan CSR serta pencemaran terhadap limbah minyak.

“Untuk sosialisasi telah dilakukan pada bulan Desember 2020 bersama KUD dan perwakilan nelayan. Ke depan akan dilaksanakan sosialisasi secara berkala dengan model dan bentuk lain. Tidak menggunakan tatap muka karena berkaitan dengan prokes Covid-19,” jelasnya.

Sementara, terkait dengan CSR, perusahaan kemungkinan akan mulai menyalurkan CSR ketika sudah melakukan operasi pada Januari 2022 mendatang. Formula CSR yang diberikan akan dibahas melihat track record perusahaan sebelumnya yang mana akan banyak bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

“Perusahaan juga tetap terbuka manakala ada jaring nelayan atau hal lain yang terdampak akibat proyek tersebut untuk dapat dilaporkan dan disampaikan pada perusahaan,” imbuhnya.

Sementara terkait dengan adanya informasi limbah minyak, JSP memastikan minyak tersebut bukan berasal dari kegiatan atau aktivitas JSP. Melainkan tumpahan minyak tersebut diduga akibat kebocoran pipa dari Pertamina ONWJ.

“Perusahaan JSP akan membantu menyampaikan masalah tersebut pada Pertamina ONWJ. Sebab aktivitas kami itu di sini sepenuhnya yakni soal transfer gas/LNG,” ujar Maryono.

Lalu, terkait area tangkap ikan pihak dari Jawa Satu Regas sendiri telah menyimpan tanda 4 titik buih dengan warna kuning sebagai tanda. Jarak dr kapal FSRU Jawa satu ke buih sekitar 400 meter yang menjadi area steril.

0 Komentar