Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak

Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PANEN: Petani bawang merah di Desa Sukatani Kecamatan Compreng memanen hasil perkebunannya.
0 Komentar

“Tapi saya biasanya jual itu gedengan ya, itu bisa Rp20.000. Meskipun memang harga tergantung di sana, terkadang harga bisa lebih dari Rp 20.000 ya,” jelas Ipin.

Mengenai jenis bawang yang ditanam, selama ini Ipin menanam bawang jenis Bima Curut dengan model bibit yang ditanam yakni umbi bawang.

Terkait dengan kondisi pasar, Taripin melanjutkan, bahwa jenis bawang yang ditanam berasal dari Brebes. Sehingga ketika di pasar dapat dikatakan hasilnya pun tak jauh berbeda dengan bawang yang berasal dari Brebes.

Baca Juga:Rasa Cinta Kepada AllahSoal Venue Porprov 2022, Kadispapora: Lagi Dibahas 

“Untuk kualitas, di sana kan udah punya nama. Kualitasnya pasti lebih diakui ya. Tapi untuk bawang hasil panen ini ya bisa bersainglah,” ucapnya.

Dari sisi modal, untuk setengah bahu modal yang digunakan bisa mencapai Rp 25-30 juta. Kebutuhan tersebut yakni untuk bibit, olah tanah serta untuk pupuk. “Tapi memang untuk bawang ini mahal diawal, karena harus olah tanah dulu yang memang berbeda dengan sistem padi ya,” terang Ipin.

Meski tak merinci secara jelas, namun ia mengakui, dalam setiap panen mampu meraup hingga puluhan juta rupiah dari hasil panen bawang tersebut. Jika dihitung dalam satu tahun, hasil panen juga bisa mencapai omset ratusan juta.

“Kalau melihat dari segi modal dibanding dengan padi memang cukup mahal ya, tapi dari yang dihasilkan juga sebetulnya sangat potensial. Kebutuhan bibit saya itu sekali tanam sekitar 2-4 kwintal. Dengan hasil begitu Alhamdulillah bisa membuat saya terus menanam bawang merah ini,” jelas Ipin.

Mengenai perlakuan terhadap tanah, biasanya setelah panen, dirinya melakukan penyemprotan rumput serta pemberian pupuk untuk mengembalikan pH tanah agar lebih bagus dan maksimal.

“Kita semprot untuk rumput-rumputnya, sudah satu minggu kita mulai tanam lagi,” jelas Ipin.

Saat ini, ia masih belum tertarik untuk bertanam bawang dari benih atau biji. Ia lebih terbiasa dengan bibit umbi yang dinilainya lebih cocok dan memberikan banyak kelebihan.

Baca Juga:Dakwaan Aminudin Dinilai Ganjil, Dede Sunarya: Mantan Pimpinan DPRD Jadi SaksiASN Masih Berani Mudik? Laporkan Disini

“Kalau umbi itu enak ya, tinggal tanam, tancep, menunggu tunas keluar. Panen juga bisa lebih cepat. Kalau biji lebih lama yang saya tahu, terus juga anakan dari bibit juga kalua di umbi ini bisa terus bertambah besar,” ucapnya.

0 Komentar