Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak

Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PANEN: Petani bawang merah di Desa Sukatani Kecamatan Compreng memanen hasil perkebunannya.
0 Komentar

Selama berjalannya waktu dari 2019 hingga 2021 ini, Ia bersyukur sejauh ini pertanian bawang merah yang dijalani masih berjalan dengan lancar. Dalam periode tersebut pernah satu mengalami gagal panen total akibat terserang hama/virus yang membuat daun bawang kering serta tunas yang membusuk.

“Dulu pernah sekali gagal total panen, karena kering dan membusuk. Terkena virus. Tapi selain itu Alhamdulillah, kalau ada hama dan virus bisa dikendalikan. Meski saat ini pernah gagal panen tapi terus berjalan lagi hingga sekarang,” ucap Ipin.

Ia memiliki keinginan untuk memperluas lahan bawang di Sukatani tersebut. Meskipuan di sekelilingnya saat ini masih banyak didominasi oleh pertanian sawah. Namun keinginanya untuk memperluas lahan bawang akan berusaha direalisasikan dalam waktu dekat.

Baca Juga:Rasa Cinta Kepada AllahSoal Venue Porprov 2022, Kadispapora: Lagi Dibahas 

“Insya Allah ingin nambah lagi, rencana masih di daerah sini juga, tidak jauh,” ucapnya.

PPL Desa Sukatani karnasim menyampaikan, dari total luas lahan pertanian seitar 660 hektare di Desa Sukatani, dahulunya di Kecamatan Compreng ini lebih fokus mengembangkan pertanian padi serta mangga.

“Adanya budidaya tanaman bawang merah ini mudah-mudahah bisa dimanfaatkan petani yang lain,” ucapnya.

Meski begitu, ia mengakui, dari perbincangan bersama petani setempat, yang paling susah dalam bertani bawang merah bukan perkara panen, produksi dan dari harga semata. Akan tetapi bertani bawang merah memiliki ilmu tertentu dan menguasai teknis budidaya tersebut.

“Nah mudah-mudahan karena di sini ada orang yang budidaya bawang merah 3.500 meter persegi, mudah-mudahan ilmunya dapat diadopsi oleh petani di desa setempat atau diwilayah Kecamatan Compreng secara umum,” ucap Karnasim.

Dia menyampaikan, keberadaan pertanian bawang ini di Desa Sukatani menjadi salah satu bukti potensi di Kecamatan Compreng tak hanya melulu soal padi dan mangga. Akan tetapi ada bawang merah, burkol serta tanaman lain yang juga dikembangkan di Kecamatan Compreng.

Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) BPP Compreng Omsah Neelam Khyar mengatakan, dari sisi pengamatan hama pada tanaman bawang dan padi, ia melihat ada perbedaan jenis hama yang menyerang tanaman bawang dan padi, meski lahan tersebut berdekatan dan bersebelahan.

0 Komentar