Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak

Lulusan SMK Memilih jadi Petani Bawang, Melanjutkan Pertanian dan Ilmu dari Bapak
YOGI MIFTAHUL FAHMI PASUNDAN EKSPRES PANEN: Petani bawang merah di Desa Sukatani Kecamatan Compreng memanen hasil perkebunannya.
0 Komentar

“Hamanya kan beda ya tidak sejenis, kalau secara agroekosistem kita amati, tidak begitu beresiko, karena disini mayoritas hama padi, jadi resiko hama padi menyerang bawang itu tipis ya, tapi resiko terserangpun sebetulnya tetap ada,” imbuhnya.

Mengenai potensi hama, ketika musim hujan, tanaman bawang bisa terserang mati pucuk, busuk akar dan busuk umbi.

“Kalau di padi hama itu gak ada, tapi kalu melihat hama utama ada ulat ya, tapi sejah ini di sini aman ya,” jelas Omsah.

Baca Juga:Rasa Cinta Kepada AllahSoal Venue Porprov 2022, Kadispapora: Lagi Dibahas 

Namun yang harus diwaspadai pada saat musim kemarau. Dalam upayan penanganan hama tersebut bisa dipasang lampu tangkap.

“Jadi di atasnya ada lampu di bawahnya ada jebakan, ada hama atau ulat yang menyerang ke arah situ dan mati. Sehingga serangan hama bisa diantisipasi,” ucapnya.

Apalagi informasi dari petani, bawang sendiri justru ketika musim rending atau hujan, bisa lebih cepat panen dibanding musim kemarau. Kondisi ini berbanding terbalik dengan padi yang mana lebih cepat panen ketika musim kemarau.(ygi/ysp)

0 Komentar