I’tikaf di Rumah bagi Laki-laki dan Perempuan Menurut Mazhab Maliki:
وقال أبو حنيفة: يصح اعتكاف المرأة في مسجد بيتها وهو الموضع المهيأ من بيتها لصلاتها، قال: ولا يجوز للرجل في مسجد بيته، وكمذهب أبي حنيفة قول قديم للشافعي ضعيف عند أصحابه، وجوزه بعض أصحاب مالك وبعض أصحاب الشافعي للمرأة والرجل في مسجد بيتهما
“Imam Abu Hanifah berkata: ‘Sah bagi wanita untuk beri’tikaf di masjid rumahnya, maksudnya adalah ruangan di rumahnya yang diperuntukkan untuk shalat, dan tidak boleh bagi laki-laki untuk i’tikaf di masjid rumahnya. Senada dengan Abu Hanifah yakni Qaul Qadim Imam as-Syafi’i, meskipun dianggap pendapat yang lemah menurut para ashab. Sebagian ulama mazhab maliki dan ulama mazhab syafi’i memperbolehkan beri’tikaf di masjid rumah bagi laki-laki dan perempuan” (Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim li an-Nawawi, juz 3, Hal. 3)
I’tikaf di Rumah Menurut Mazhab Hanafi
Ibnu Abidin, salah satu ulama terkemuka pada mazhab Hanafi, memberi pengertian tentang ruangan di dalam rumah yang khusus untuk shalat, sangat diharapkan berbentuk mihrab (tempat pengimaman), bersih, wangi, seperti layaknya tempat untuk ibadah shalat.
Ulasan Ibnu Abidinu:
مسجد البيت أي موضع أعد للسنن والنوافل بأن يتخذ له محراب وينظف ويطيب كما أمر به فهذا مندوب لكل مسلم
Baca Juga:Polres Apresiasi Program Desa RawaleleTahun 2021 Mendapat Kucuran Rp4,9 Miliar Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, Lima Dinas Kecipratan
“Yang dimaksud masjid rumah adalah ruangan yang diperuntukkan melaksanakan ibadah sunnah dan shalat sunnah, dengan gambaran dalam ruangan tersebut terdapat mihrab dan ruangan tersebut dibersihkan serta diberi wewangian, seperti halnya yang diperintahkan (syara’). Memiliki ruangan dengan model demikian disunnahkan bagi setiap muslim” (Muhammad Amin bin ‘Umar bin Abdul Aziz Abidin, Hasyiyah ibnu ‘Abidin, juz 1, hal. 675)
Niat I’Tikaf di Rumah
نَوَيْتُ الإعْتِكَافَ فِى هَذَا الْمَكَانِ لله تَعَالَى “Nawaitu al-i’tikâfa fî hâdza al-makâni lillâhi ta’âlâ”
Rukun I’Tikaf
1) niat,
2) berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah shalat,
3) masjid,
4) orang yang beri’tikaf. (Beragama Islam, berakal sehat, bebas dari hadat’s besar, tidak sah jika tidak memenuhi syarat).
I’tikaf ada 3;
1) i’tikaf mutlak,
2) i’tikaf terikat waktu tanpa terus-menerus,
3) i’tikaf terikat waktu dan terus-menerus.
Niat I’tikaf mutlak
: نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ للهِ تَعَالَى
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”
Niat i’tikaf terikat waktu, :
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَوْمًا/لَيْلًا كَامِلًا/شَهْرًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”
نَوَيْتُ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا
Artinya, “Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”