Pemerintah tidak benar-benar matang memikirkan dampak dari dibukanya tempat wisata. Meski disebutkan harus tetap mematuhi prokes (menggunakan masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak) tapi itu sekadar ucapan saja, karena tidak ada pengawasan ketat oleh pemerintah di tempat wisata. Yang akhirnya, pemerintah daerah memutuskan untuk menutup sementara akibat membludaknya pengunjung di berbagai tempat wisata. Kebijakan plin-plan ini menyebabkan rakyat dirugikan secara ekonomi juga kesehatan.
Pemerintah seolah-olah memihak kepentingan rakyat tapi tidak demikian. Inilah kebijakan yang terjadi dalam sistem demokrasi kapitalisme untuk memuluskan segala kepentingan pemilik kekuasaan serta pemilik modal. Hitung-hitungan yang dilakukan dipertimbangkan atas untung dan rugi, baik bagi pemerintah dan juga bagi para kapitalis. Wajar jika terjadi kebijakan yang tidak sejalan.
Ujung-ujungnya, rakyatlah yang jadi korban. Kita membutuhkan pemimpin yang adil dan memiliki kemampuan memutuskan kebijakan tanpa menyengsarakan rakyat. Bukan melakukan kebijakan coba-coba asal jadi, yang penting pemasukan pemerintah terus berjalan tapi keselamatan rakyat terancam dan ekonomi rakyat dirugikan.
Baca Juga:Industri Pariwisata dalam Pandangan IslamDilema Belajar Tatap Muka
Seandainya Sumber Daya Alam yang melimpah di Indonesia ini dikelola dengan baik dan tidak diberikan kepada asing dan aseng, negara akan kaya dan bisa memberi maslahat kepada rakyatnya. Sebagaimana solusi tuntunan Islam untuk mensejahterakan rakyatnya. Pemerintah tidak perlu menggadang-gadang sektor wisata untuk memulihkan ekonomi di tengah pandemi ini.
Di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Umar meminta masyarakat tidak ragu menegurnya dalam beberapa hal kalau ia salah. Umar mengatakan, “Bantulah saya dalam tugas saya menjalankan amar makruf nahi mungkar dan bekalilah saya dengan nasihat-nasihat Saudara-Saudara sehubungan dengan tugas yang dipercayakan Allah kepada saya, demi kepentingan Saudara-Saudara sekalian.” (Pidato Umar bin Khaththab saat diangkat menjadi Khalifah, Biografi Umar bin Khaththab karya Muhammad Husain Haekal).
Rakyat membutuhkan pemimpin yang tidak asal-asalan dalam memutuskan kebijakan. Pemimpin yang selalu mengutamakan keselamatan dan kemaslahatan rakyat, bukan sibuk mengisi kantong-kantong para kapitalis. Pemimpin tersebut hanya akan lahir dari rahim Islam, yang bisa menjalankan syariat Islam secara kaffah dalam sistem Islam.