Warna-warni tapi Sunyi

Warna-warni tapi Sunyi
0 Komentar

SAYA menghindari menulis kata-kata ‘berat’. Walau tema yang akan dibahas sering disebut berat. Kadang orang menyebutnya begitu.

Ya, membahas politik seringkali disebut bahasan berat. Tapi sebenarnya tidak juga. Diam saja sikap politik. Katanya, kita memang makhluk politik. Manusia itu makhluk politik (zoon politicon), begitu kata filsuf Aristoteles.

Tapi ini harus dibahas: Politik lokal. Politik Subang dari sudut lain.

Baca Juga:Review dan Membedah Fitur Xiaomi Redmi Note 10S, Ponsel Terbaik di Harga Rp 2 JutaanIsyana Sarasvati Ingin Serius di Dunia Akting

Meski, frase ‘politik lokal’ tidak lazim. Dalam beragam literatur kajian internasional memang ada, tapi seringkali yang dimaksud adalah pemerintahan lokal.

Politik ya politik. Terjadi di desa, kota, maupun nasional. Di Indonesia menjadi familiar: politik lokal.  Setelah terjadi desentralisasi. Sharing power dari pusat ke daerah. Pemerintah daerah diberi beberapa kewenangan penuh. Membuat aturan sendiri, nyari uang sendiri, menentukan nasib sendiri. Meski pada praktiknya tetap saja bergantung ke pusat.

Sebab urusan keuangan, keamanan dan keagamaan tetap dikendalikan pusat. Rawan jika diserahkan ke daerah. Setidaknya begitu kajian sementara para ahli.

***

Biasanya, dinamika politik kencang setelah mendekati perhelatan kontestasi politik. Menjelang Pilkada atau Pileg. Tapi dari sekarang saya intip, saya dengar, ko sudah ramai. Riuh sekali.

Ada yang ganti warna, ganti baju, ganti bendera, ganti komandan, pakai lagi komandan lama dan seterusnya. Seru tapi sunyi. Warna-warni tapi sunyi.

Menurut saya, semua ini tidak terlepas dari sikap politik pemenang perhelatan politik. Yaitu bupati. Yaitu Ruhimat.

Kapan menyampaikan pernyataan politik? Kapan menegaskan sikap politik? Kapan berbicara sebagai kapasitas kader partai? Kapan memimpin serangkaian pertemuan berbaju partai politik? Publik hampir tidak tahu.

Walaupun sebenarnya, banyak peristiwa politik yang terjadi. Tapi sunyi.

Ruhimat pernah terlibat serangkaian suksesi pemilihan ketua salahsatu partai: sunyi.

Konsolidasi partai koalisi pendukung kepala daerah berikut juga perselisihannya: sunyi

Kerasnya dinamika di PAN dan PDIP: sunyi

Serunya anak muda ditugaskan menduduki kursi partai para kiai: sunyi

Massifnya gerakan akuisisi kader partai oleh gerbong restorasi: sunyi.

Partai logo mercy di Subang hampir dikudeta: sunyi

Baca Juga:Resmi Cerai, Nindy Ayunda Fokus Urus AnakTargetkan 500 Orang Divaksin Setiap Desa

Hingga yang terakhir, pemenang perhelatan politik, Bupati Ruhimat kedatangan tamu yang tiba-tiba buang sampah di TPS, bagaimana sikap partai pendukungnya? Sunyi

0 Komentar