Berkat Konsisten Silaturahim, Dua Buku Baru Dr Aqua Dwipayana Terjual 30 Ribu Eksemplar

Berkat Konsisten Silaturahim, Dua Buku Baru Dr Aqua Dwipayana Terjual 30 Ribu Eksemplar
0 Komentar

Wartawan senior yang telah banyak menulis Nurcholis MA Basyari membantu sepenuhnya penulisan buku itu dari awal hingga tuntas. Untuk penyelesaiannya mereka nyaris tidak tidur selama tiga hari dua malam di rumah Yogyakarta milik Dr Aqua.

Meski harus kerja keras untuk menuntaskan buku itu, namun Dr Aqua sangat bersyukur. Apalagi semua tamunya yang mencapai ratusan orang termasuk para jenderal TNI dan Polri puas dan senang menerima buku tersebut saat diberikan pada promosi doktornya.

Cetakan pertama buku itu sebanyak 20 ribu eksemplar. Dengan cepat, hanya hitungan bulan seluruhnya habis terjual. Seiring dengan itu penulis belasan buku yang sebagian best seller itu langsung meniatkan untuk menggunakan semua hasil penjualan bukunya buat berbagai kegiatan sosial terutama membiayai umrah banyak orang.

Baca Juga:76 Nakes KBB Terkonfirmasi Covid-19, Lima Orang Diantaranya Meninggal DuniaEnam Rumah Amblas Terkikis Sungai Gadung

Dari buku “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” lahirlah kemudian Gerakan Umrah The Power of Silaturahim (The POS) yang dibiayai dari hasil penjualan buku tersebut. Ketua tetap rombongan umrahnya setiap tahun adalah Nurcholis.

“Mas Nurcholis yang merupakan wartawan senior dan  penguji uji kompetensi wartawan tingkat nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sangat amanah, sehingga saya memberi kepercayaan kepada beliau sebagai ketua rombongan umrah The POS seumur hidup,” ungkap Dr Aqua.

Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.

Dr Aqua seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad.

Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katolik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim. Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat.

Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.

0 Komentar