Perindo setelah Dahlan Iskan

Perindo setelah Dahlan Iskan
0 Komentar

Oloan menjelaskan banyak hal tentang BUMN Perindo. Termasuk pengalamannya menjalankan program sering disangka program partai oleh nelayan. Maklum, nama BUMN ini sama persis dengan nama partai yang didirikan Hary Tanoe.

Nama Perindo kata Oloan, pemberian Dahlan Iskan. Saat menjadi Menteri BUMN tahun 2014 lalu. Dulu Namanya Perusahaan Umum Prasarana Perikanan Samudra (PPS). Dahlan memberikan banyak ‘sentuhan’ untuk kemajuan Perindo.

Tahun ini Perindo akan berada di bawah holding BUMN pangan. Bersama sejumlah BUMN lainnya. Sebelum masuk ke gerbong yang besar, Perindo merger dengan BUMN bidang perikanan lainnya yaitu Perikanan Nusantara (Perinus). Perinus sendiri awalnya gabungan dari 5 perusahaan BUMN pula.

Baca Juga:Volume Transaksi Digital BRI Tembus 4.000 Triliun Pada Kuartal II 2021Pesan Sederhana tapi Bermakna dari Dr Aqua Dwipayana, Pemuda Harus Menjadi Pionir Penerapan Prokes Selama Pandemi Covid-19

Dalam catatan Manufacturing Hope Dahlan Iskan disebut, Perindo menguasai lahan pelabuhan ikan seluas 76 hektare (ha) di Muara Baru Jakarta. Juga memiliki pelabuhan ikan di lima kota lainnya seperti Pekalongan Jawa Tengah, Belawan Sumatera Utara, dan Brondong Jawa Timur.

Dulu, Dahlan Iskan bersikeras tidak akan menggabungkan Perindo dengan Perinus. Tapi akan dikompetisikan. Sebab laut Indonesia luas. Penggabungan juga tidak menjamin kemajuan katanya. Seperti Perinus yang juga tidak begitu maju setelah merger 5 perusahaan.

Tapi Menteri BUMN Erick Tohir berbeda strategi. “Untuk apa ada dua BUMN di bidang yang sama. Kita gabungkan saja,” begitu kata Menteri BUMN Erick Tohir kepada media, awal tahun lalu.

Sedangkan BUMN bidang pangan yang dimaksud yaitu gabungan dari PT PPI (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Garam (Persero), PT Pertani (Persero), PT BGR Logistics (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Sang Hyang Seri (Persero).

Nantinya BUMN kluster pangan ini akan dipimpin oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Bosnya mantan Dirut BUMD PT Jakarta Foodstation. Yang sukses mengantongi laba Rp70 miliar di saat pandemi tahun 2020. Eric Thahir tertarik, lalu diangkat menjadi Dirut holding BUMN cluster pangan. Baca: Anomali BUMD

Dari sejumlah BUMN itu, yang berada di Subang yaitu RNI, Perindo dan Sanghyang Seri. RNI dan Sanghyang Seri menguasai lahan yang begitu luas di Subang. Jumlahnya ratusan hektare.

0 Komentar