Penampakan Koin Zaman Kolonial Belanda Gegerkan Warga Bandung Barat

Penampakan Koin Zaman Kolonial Belanda Gegerkan Warga Bandung Barat
Penampakan Koin Zaman Kolonial Belanda Gegerkan Warga Bandung Barat
0 Komentar

Sejak Penemuan Tahun 2020, Sudah Mencapai 150 Lebih Koin

Ratusan koin kuno peninggalan zaman kolonial Belanda menggegerkan warga Kampung Pangkalan Hilir RT 02 RW 09 Desa Cimanggu Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Ratusan koin kuno tersebut ditemukan saat warga menggali dan membenahi sebuah mata air panas di lahan pesawahan tanggal 22 Juli 2021. Tiba-tiba dari balik sebuah batu ditemukan gundukan koin dengan berbagai bentuk dan ukuran. 

EKO SETIONO, Ngamprah-Bandung Barat

Dalam koin tersebut tertulis “Nederlandsch INDIE” beserta satuan koin antara 2 1/2 Cent hinga 1 Cent. Tertulis juga tahun pembuatan mulai dari paling tua 1837, hingga paling muda tahu 1914.

“Awalnya kami akan menggali sumber mata air panas untuk pengembangan wisata. Tiba-tiba menemukan banyak koin,” kata salah seorang warga yang menemukan Dedi Sutarya (39), Kemarin.

Baca Juga:Asosiasi Seniman Protes Pemberlakuan PPKM Level 4Kredit Mikro Tumbuh 17 Persen, BRI Raih Laba Rp 12,54 triliun

Dedi menjelaskan, penemuan koin ditempat itu sempat ditemukan warga tahun 2020. Namun tak sebanyak kali ini. Jumlah penemuan koin pertama ada 30 biji. Setelah penemuan tersebut, warga pun terus melakukan penggalian hingga kedalaman 2 meter. Dalam proses itu, koin-koin tersebut terus ditemukan hingga ratusan.

“Kita gak hitung ada berapa, yang sudah terkumpul ada 150 an. Yang lainnya diambil warga dan sebagian lagi terbawa arus air,” jelasnya.

Warga menduga peninggalan koin zaman Belanda itu berkaitan dengan Pabrik Es di wilayah itu. Saat peralihan penjajahan dari Belanda ke Jepang, diduga salah satu pemilik pabrik tersebut sengaja mengubur harta itu di lokasi.

“Mungkin peninggalan seorang tuan tanah atau pemilik pabrik es di sini. Karena dulu di sini ada pabrik es dan rumah-rumah Belanda. Tapi sumber pastinya kita belum tahu,” paparnya.(eko/vry)

0 Komentar