Luhut Klaim 110 Juta Pengguna Sosial Media Bahas Penundaan Pemilu! Faktanya Banyak yang Bahas Minyak Goreng

Luhut Klaim 110 Juta Warganet Bahas Penundaan Pemilu! Faktanya Banyak yang Bahas Minyak Goreng (Foto: Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan)
Luhut Klaim 110 Juta Warganet Bahas Penundaan Pemilu! Faktanya Banyak yang Bahas Minyak Goreng (Foto: Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan)
0 Komentar

NASIONAL – Pernyataan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan perihal sekitar 110 juta pengguna media sosial (medsos) membahas wacana penundaan pemilu, memancing reaksi banyak pihak.

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti pun turut mematahkan klaim Luhut yang menjelaskan, berdasarkan analisa big data, ada sekitar 110 juta pengguna medsos membahas wacana penundaan Pemilu 2024.

Tidak cuma itu, ratusan juta pengguna media sosial itu juga diklaim oleh Luhut aktif membicarakan wacana perpanjangan masa jabatan presiden.

Baca Juga:Cara Mempercepat Jaringan Wifi di Rumah! Tidak Lemot LagiKembali Viral, Pengendara Moge Aniaya Warga di Bandung

Data Luhut perihal 110 juta pengguna medsos itu pun ditampik LaNyalla.  Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan, klaim yang dilakukan Luhut sungguh berlebihan.

Kata LaNyalla, pendapat Luhut itu pun tidak dapat dibenarkan.

“Berdasarkan analisa big data yang kami miliki, percakapan tentang Pemilu 2024 di platform paling besar di Indonesia yaitu Instagram, YouTube dan TikTok tidak sampai 1 juta orang,” tegas LaNyalla sewaktu diminta pendapatnya perihal klaim tersebut, dilansir via Fin, Sabtu, 12 Maret 2022.

Dijelaskan LaNyalla, jumlah pasti akun yang terlibat dalam percakapan wacana penundaan pemilu itu adalah sejumlah 693.289 percakapan.

Jumlah tersebut terbagi atas 87 ribu percakapan di YouTube, 134 ribu percakapan di Instagram dan 454 ribu di TikTok.

“Media sosial paling ribut seperti Twitter, percakapan tentang pemilu hanya melibatkan 17 ribu akun unik,” papar LaNyalla.

Justru dari analisa big data yang digunakan oleh DPD RI, LaNyalla mengatakan bahwa percakapan pemilu tidak sebesar percakapan ibu-ibu dan masyarakat umum perihal adanya kelangkaan minyak goreng, gula pasir serta komoditas kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Justru dari big data terlihat jika masyarakat lebih menitikberatkan perhatian mereka pada kelangkaan dan antrean ibu-ibu saat membeli minyak goreng,” jelas LaNyalla.

Baca Juga:Pastikan Ketersediaan Sembako Jelang Ramadan, DPRD Minta DKUPP Subang Cek ke LapanganJembatan Cibayongbong di Maniis Ambles, Warga Desa Sukamukti Terisolir

“Dari big data tersebut percakapan tentang minyak goreng yang hilang dari pasaran mencapai 3.272.780 percakapan,” tegasnya.

Dari data-data tersebut, LaNyalla meyakini bahwa pendapat Menko Luhut Pandjaitan yang mengatakan ada 110 juta pengguna media sosial membicarakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden, tidaklah kredibel.

0 Komentar