JAKARTA – Jadi Pembicara di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu malam (10/4).
Budayawan kondang Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun sindir kepemimpinan nasional hingga menyinggung peran presiden.
Cak Nun secara terbuka menyinggung soal kepemimpinan nasional.
Bahkan, menyindir peran presiden dalam acara yang dihadiri para kader PDI Perjuangan tersebut.
Baca Juga:Kasus Covid 19 di Subang Menurun Drastis Selama Bulan Ramadhan6.826 Aparat Dikerahkan Kawal Demo BEM SI Hari Ini di Jakarta
Selain kader partai penguasa tersebut, acara itu juga dihadiri Ketua DPRD Puan Maharani dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Dia juga mengatakan jika Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi negara superpower.
Namun demikian, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara superpower, bergantung pada kepemimpinan nasional.
“Kalau Indonesia tidak menjadi superpower, berarti pemimpinnya yang salah,” kata Cak Nun seperti dikutip dari JPNN.com.
Oleh karena itu, Cak Nun mengajak hadirin di acara itu bertindak cerdas dalam menentukan pemimpin.
“Kalau dua kali tidak bisa, jangan sampai tiga kali,” ucapnya.
Pernyataan Cak Nun itu langsung disambut tepuk tangan hadirin, termasuk Ketua DPR Puan Maharani dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Cak Nun meyakini akan ada waktu bagi Indonesia memimpin dunia. Menurut dia, Indonesia merupakan bangsa yang memiliki skala waktu hingga 18 generasi.
Baca Juga:Tim Kementan Turun Serap Gabah di MadiunGolkar Tegaskan Dukung Pemilu 2024 Sesuai Jadwal
Ilmu pengetahuan dan manajemen bangsa Indonesia, katanya, jauh di atas negara lainnya. “Cuma masalahnya, sekarang belum tepat presidennya,” ujar Cak Nun.
Hasto dan Puan yang duduk di samping kanan dan kiri Cak Nun terlihat tersenyum meski wajah mereka tertutup masker. (rc/idr)