Internasional – Harga minyak melambung pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB).
Harga minyak melonjak disebabkan Uni Eropa, blok perdagangan terbesar di dunia, menjelaskan rencana untuk menghentikan impor minyak Rusia.
Hal itu meningkatkan kekhawatiran tentang ketatnya pasar lebih lanjut ketika negara-negara tersebut memburu ketersediaan yang memadai.
Baca Juga:Anti Macet, Jalur Alternatif Menuju Puncak BogorBukan Cuma Santan, Menu Lebaran Sehat Berikut Ini Tak Kalah Enak
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli melambung USD 5,17 atau 4,9 persen, menjadi menetap di USD 110,14 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni bertambah USD 5,4 atau 5,3 persen, menjadi ditutup di USD 107,81 per barel.
Dilansir dari Antara, kontrak acuan minyak mentah terus meningkat selama dua bulan terakhir setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Uni Eropa enggan untuk sepenuhnya memotong impor minyak dan gas Rusia, dan rencananya masih tidak merekomendasikan larangan penuh untuk semua anggota Uni Eropa.
Analis senior di Price Futures Group Phil Flynn mengatakan Eropa mengimpor sekitar 3,5 juta barel minyak dan produk minyak Rusia setiap hari, dan juga bergantung pada pasokan gas Moskow.
“Persediaan sangat ketat, jadi dengan latar belakang ini, ketika Anda berbicara tentang larangan ini, ada banyak pertanyaan tentang bagaimana (Eropa) akan megatasi,” ujar Flynn.
Harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang menyarankan embargo minyak dunia bertahap terhadap Rusia, serta sanksi atas bank top Rusia pada Rabu (4/5).
Baca Juga:Akibat Terlalu Banyak Makan Santan, Berikut Tips Sehat Mengonsumsinya Saat LebaranKumpulan Resep Bolu Kukus Lembut dan Enak, Anti Gagal
“Langkah-langkah Komisi termasuk menghentikan pasokan minyak mentah Rusia secara bertahap dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir 2022,” jelas von der Leyen.
Dia juga berjanji untuk meminimalisir akibat dari langkah tersebut pada ekonomi Eropa.
Disamping itu, Hungaria dan Slovakia akan dapat terus membeli minyak mentah Rusia hingga akhir 2023 berdasarkan kontrak yang ada, kata sumber Uni Eropa kepada Reuters.
Rusia dapat mengimbangi hilangnya salah satu pelanggan utamanya dengan menjual minyak ke importir lain termasuk India dan China. Tidak ada negara yang berhenti membeli dari Moskow.
Kebutuhan akan ketersediaan yang jauh lebih besar kemungkinan tidak akan terpenuhi pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu pada Kamis. OPEC+ diprediksi akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan secara bertahap. (jpnn/yni)