SUBANG-Setelah dihantam pandemi panjang selama dua tahun berdampak pada beberapa perusahaan yang memutuskan gulung tikar. Ada juga beberapa buruh dirumahkan oleh perusahaan.
Di tengah perusahaan yang mencoba bangkit dari pandemi, kini datang badai resesi. Beberapa perusahaan memutuskan untuk menutup total pabriknya. Lebih dari sekitar 5.000 buruh juga terkena PHK.
“Kalau dampak pendemi ya kita semua tau, banyak perusahaan di Subang yang tutup sementara, buruh juga dirumahkan. Namun itu kan sudah berlalu, sudah mulai bangkit lagi sebenarnya. Terbaru saat ini, ya itu resesi,” ungkap Kepala Disnakertrans Subang, Yeni Nuraeni kepada Pasundan Ekspres, pada Kamis (4/8).
Baca Juga:Tiga Mahasiswa Polsub Raih Best Team Work KMIPNSukseskan BIAN, Dinkes Sasar 137.000 Anak Imunisasi
Sejak akhir Juni sampai akhir Juli 2022 ini sudah tiga perusahaan tutup total. Akibatnya 5.000 buruh garmen terkena PHK.
“Kita saat ini juga terus mendatangi perusahaan-perusahaan yang tengah melakukan PHK, ada yang 400 buruh, 1.000 buruh, kalau ditotalkan dari data kita ada lebih dari 5.000. Kita datang ke perusahaan tersebut untuk mencari jalan tengah karena ada hak buruh yang di-PHK juga seperti pesangon dan sebagainya, belum lagi tuntutan dari serikat,” tambahnya.
Menurutnya, sejumlah perusahaan terpaksa melakukan PHK karena penurunan permintaan produksi akibat dampak ekonomi global yang memburuk. Terutama resesi yang terjadi di Amerika.
Dia mengatakan, beberapa pihak manajemen perusahaan sebenarnya sudah berusaha semaksimal untuk mengurangi dampak negatif dari kondisi ekonomi global.
“Itu salah satunya yang memicu sejumlah perusahaan melakukan PHK besar-besaran,” tambahnya.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua APINDO Subang Asep Rochman Dimyati membenarkan beberapa perusahaan saat ini mengalami kesulitan. Bahkan dari hasil laporan yang saat ini sudah masuk ke Apindo, akan ada beberapa perusahaan lagi yang akan tutup.
“Ya beberapa perusahaan memang sedang mengalami masa sulit, beberapa juga sudah melapor ke saya akan menutup pabriknya,” kata Asep saat ditemui di Kantor Apindo Subang beberapa waktu lalu.
Baca Juga:100 Kendaraan Milik Pemda Subang HilangGunakan Peraturan Kepala Daerah, Dana Porprov Aman
Sebagai informasi, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Dikutip dari laman ojk.go.id, arti resesi ekonomi atau resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.(idr/ysp)