SUBANG – Perkembangan Pelabuhan Patimban di Kecamatan Pusakanagara belum sepenuhnya berdampak baik bagi masyarakat Patimban dan sekitarnya.
Pertama tergerusnya lahan pertanian produktif dan aktivitas nelayan juga mengalami penyempitan area tangkap ikan dan lapangan pekerjaan yang juga belum sepenuhnya dirasakan bagi masyarakat Patimban.
Asep warga Desa Patimban menyampaikan, soal pekerjaan dan masuk kerja ke pelabuhan tidak semua dirasakan oleh masyarakat. Hanya orang orang tertentu saja yang dapat dan bisa masuk kerja ke pelabuhan internasional itu.
Baca Juga:Wabup Tegas, Klaim Sangat Siap Gelar PorprovBloods Subang Hadir Ditengah Maraknya Distro, Demi Penuhi Kebutuhan Fashion
Ditambah lagi dampak kenaikan BBM juga mempengaruhi aktifitas nelayan di sejumlah TPI.
Dengan kondisi itu, masyarakat mengharapkan adanya kelonggaran dan kemudahan untuk bisa bekerja di pelabuhan sehingga akan menambah geliat ekonomi masyarakat secara umum.
Kemudahan bekerja di pelabuhan juga akan memotivasi masyarakat Patimban untuk bisa menambah skill mereka sesuai kebutuhan lapangan pekerjaan di pelabuhan tersebut.
“Ya kalau diberi kemudahan dan kelonggaran masuk kerja di pelabuhan, tentu masyarakat akan lebih senang dan bahagia, asal bisa masuk kerja di sana,” katanya.
Sementara itu Kepala Desa Pusakaratu Aan Ana menyampaikan, awal kehadiran Pelabuhan Patimban ini akan membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Patimban dan sekitarnya. Tetapi pada keyataannya masuk kerja ke pelabuhan sangat sulit.
“Banyak orang luar daerah yang bermain dan mencari kedudukan di sana, warga pribumi dikesampingkan dan hanya menjadi buruh kasar saja,” tuturnya.
Dia mengatakan, untuk tender-tender juga sama pengusaha lokal tidak bisa berbuat banyak, padahal secara legalitas pun sudah memenuhi syarat-syarat tender melalui LPSE. Namun tidak bisa berkontribusi di dalamnya.
Baca Juga:Deretan Manfaat Buah Aprikot, Nomor 3 Banyak Disukai Perempuan!Tulisan Ayat Kursi Arab dan Latin, Lengkap dengan Keutamaannya
“Juga untuk PKBM dan PKJL sama juga mereka membawa alat sendiri, padahal sangat diharapkan alat beratnya dari pengusana local,” pungkasnya.(dan/ysp)