Namun, sambungnya, karena perbekalan dari pihak orang tua yang semakin menipis akibat efek gempa, kebutuhan untuk membeli kuota untuk kepentingan pendidikan sang anak tidak terpenuhi.
“Untuk itu rekomendasi pertama dari Bela Purwakarta adalah perlunya variasi donasi berupa biaya kuota bagi pelajar terdampak gempa,” ujarnya.
Kemudian, pada penyaluran bantuan Bela Purwakarta untuk Cianjur pada Jumat, 16 Desember 2022, dengan bantuan Tim Distribusi dari Pemuda Pancasila Kabupaten Purwakarta. Bertempat di Desa Mangun Kerta dan Desa Gasol Kecamatan Cugenang, pihaknya mulai mendonasikan bantuan uang tunai untuk kebutuhan kuota bagi pelajar yang belajar daring.
Baca Juga:Komitmen Percepat Penurunan Stunting, TPPS Akan Sinergi dengan Berbagai PihakUniversitas Subang Luluskan Sebanyak 474 Mahasiswa, Wabup Subang Minta Sikapi Industrialisasi
Sekaligus menyalurkan bantuan uang tunai untuk kebutuhan warga, karena saat ini aktivitas perekonomian sudah mulai berangsur berjalan.
“Warga terdampak gempa sudah ada yang kembali membuka usahanya, seperti warung, rumah makan, dan usaha kerakyatan lainnya,” ucapnya.
Untuk rekomendasi kedua, kata Aa, bangun sinergitas dengan para pemilik jasa akomodasi. Di mana, gempa skala kecil masih sering terjadi, warga di sana hidupnya diliputi kecemasan. Ditambah lagi keberadaan warga yang berada di pelosok atau di lokasi yang sulit dijangkau.
Tak jarang, para relawan yang hendak mengantar bantuan ke lokasi terisolir tersebut menemui kendala di lapangan karena medan yang sulit. Bahkan, tim distribusi bantuan ada yang terperosok, motor dan pengemudinya terjatuh ketika melewati sebuah jembatan minimalis menuju lokasi pengungsi yang terisolir.
“Kami juga merekomendasikan agar pola penanganan kebencanaan di masa depan, tidak hanya untuk yang di Cianjur tapi juga untuk kepentingan penanganan kebencanaan skala nasional, diharapkan ada upaya-upaya ekstra atau terobosan dalam proses evakuasi warga terdampak bencana,” ucap Aa.
Salah satunya, kata dia, dengan berkolaborasi dengan kelompok warga yang memiliki infrastruktur akomodasi, misal dalam hal ini dengan asosiasi Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Negara dengan kewibawaan yang dimilikinya, kata Aa, bisa merangkul kalangan para pemilik jaringan hotel ini sebagai bagian dari CSR (Corporate Social Responsibility) dan semangat nasionalisme mereka.
Baca Juga:Dandim 0619 Dukung Pengamanan NataruDor! Polisi Lumpuhkan Pencuri Puluhan Sepeda Motor, Lakukan Perlawanan saat Ditangkap
“Kami yakin apabila digerakan dengan pendekatan yang komprehensif, para pemilik hotel ini mampu berperan sebagai Pahlawan Akomodasi bagi anak-anak bangsa terdampak bencana alam,” ujarnya.