Pojokan 134, Rumah

Pojokan 134, Rumah
Pojokan 134, Rumah
0 Komentar

Di balai bambu yang juga ditinggali “titinggi”

-sejenis kutu yang hidup di kursi bambu atau kayu atau kasur yang membuat gatal setelah duduk di kursi itu, Ibu kami setiap pagi  ”ngakeul”

-mendinginkan nasi dari aseupan atau kukusan berbentuk segi tiga dari kulit bambu dikipasi dengan kipas tangan. Nasi dari kukusan itu ditempatkan di dulang tanah liat.

Di bulak-balik dengan centong sambil dikipasi.

Sebuah kearifan lokal agar tetap sehat karena kadar gula

– glukosanya semakin turun.

Setelah dianggap dingin, nasi itu dipindahkan ke “sangku” atau bakul dari bambu.

Baca Juga:Danone-AQUA Mengembangkan Kopi Konservasi di Cupunagara, Subang: Menanam Kopi, Merawat BumiSurvey Online Dibayar, Hasilkan Uang dari Internet 50 ribu Sekali Survei, Masuk Paypal atau Voucher, Klik di Sini

Sisa nasi yang menempel di dulang berbentuk segitiga terbalik dengan dasar datar ini, oleh ibuku di uwuri gorengan tempe dan di makan bersama saya.

Nikmat rasanya.

Pojokan 134, Rumah

Di rumah itu, kami belajar hidup menyayangi dan pengabdian kepada keluarga.

Dari apa yang disajikan oleh ibu kami pada setiap hidangannya yang penuh cinta.

Walau hidangan itu kadang tak disertai gelontoran rupiah dari ayahku.

Di rumah itu kami belajar melayani sesama dengan kesederhanaan ayahku.

Ayahku setiap malam -kadang mengajak aku dan atau adikku, menyambangi warga hanya membawa “Rhemason” -obat oles untuk masuk angin.

Modal nengok warganya yang sakit dan mengoleskannya.

Walau bukan untuk obat dari penyakit yang dirasa. Ngobrol dengan warga sambil ngopi di beranda rumah salah satu warga yang di depannya ada kandang kambing.

Saya masih terpaut dengan griya itu. Pesanggrahan yang memberikan warna pada perjalanan hidup kami -anak-anak yang pernah tinggal di rumah itu.

Tertambat pada akar sejarah awal kehidupan kami. Sejarah yang berkembang meninggalkan kenangan, melahirkan tambatan baru pada kandang baru, pada kehidupan baru, yang jauh dari kediaman dulu kami. Meneruskan kehidupan dengan anak-anak kami.

Baca Juga:Pengumuman PPPK Administrasi 2023, Cek di Link Ini, Sudah Ada Nama Kamu?Download Minecraft Versi Terbaru, 1.20 Pocket Edition Update Januari 2023, Klik Link Gratis di Sini!

Menanamkan nilai yang dulu ibu dan ayah kami tanamkan tanpa kata. Sejatinya, rumah adalah tempat kembali dan istirahat bathin serta pikiran.

Residu dari luar menjadi jelaga dalam menghitami dinding nilai luhur “kesalingan” -saling silih asih, silih asah, silih asuh. Tempat tinggal tak hanya ditingali.

0 Komentar