Pojokan 134, Rumah

Pojokan 134, Rumah
Pojokan 134, Rumah
0 Komentar

Hanya ada dua kamar, kamar besar seukuran 3 x 5meter dan satu kamar sederhana ayahku yang lebih kecil. Dikamar besar itu, aku dan saudaraku dilahirkan.

Pojokan 134, Rumah

Juga pada memori ubin tanah rumahku. Yang setiap dua bulan sekali di pel dengan guyuran air. Air yang di timba sumur tua, tiga meter di samping rumah kami.

Sumur yang ke dalamannya 25 meter, dengan airnya yang bening dan menjadi penawar haus kala kami kehausan usai bermain petak umpet.

Baca Juga:Danone-AQUA Mengembangkan Kopi Konservasi di Cupunagara, Subang: Menanam Kopi, Merawat BumiSurvey Online Dibayar, Hasilkan Uang dari Internet 50 ribu Sekali Survei, Masuk Paypal atau Voucher, Klik di Sini

Dulu tidak ada pembersih lantai. Setelah diguyur air dari sumur yang diangkut ke dalam rumah, ubin tanah “dikosek-kosek” dengan sapu lidi.

Lalu airnya yang menggenang ditarik dengan karung goni yang dipegang ujungnya sebagai penahan air untuk dibuang ke luar.

Menariknya dengan posisi membungkuk berjalan ke belakang. Pekerjaan yang cukup melelahkan dan menguras tenaga, jika tiba waktunya ngepel. Apalagi jika musim hujan.

Bisa dipastikan ubin rumah kami kotor dengan kesetan tanah dari telapak sandal.

Rekognisi juga pada dapur. Pada “hawu” atau tungku kayu bakar. Bisa dibilang, dapur hawu ini menjadi pusat kehidupan rumah kami.

Dengan dinding tembok yang hitam pekat dari jelaga dan asap “hawu” yang hampir terus menyala selama 12 jam. Jelaga yang juga menghiasi atap rumah.

Praktis dapur rumah kami, berbalut hitam arang. Namun disitulah sumber kehidupan rumah. Dapur kami terbuka, dengan setengah tembok yang memisahkan ruang makan keluarga yang juga terbuka.

Baca Juga:Pengumuman PPPK Administrasi 2023, Cek di Link Ini, Sudah Ada Nama Kamu?Download Minecraft Versi Terbaru, 1.20 Pocket Edition Update Januari 2023, Klik Link Gratis di Sini!

Asap dapur pun bebas lalu lang melalui space terbuka di depan ruang makan.

Di depan ruang makan itu, ada ruang tanpa atap. Untuk sirkulasi udara.

Juga hujan dan terik matahari terjun bebas. Menjadi pemandangan indah saat kami makan bersama. Pun tetesan air hujan pada atap yang bocor. Ruang makan yang juga menjadi ruang tamu.

0 Komentar