SUBANG-Sudah menjadi kebiasaan menjelang bulan Ramadan harga pangan selalu naik, termasuk harga cabai. Kondisi ini tentu memberatkan masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah.
Misalnya harga cabai yang kini mencapai Rp80 ribu per kg di Pasar Tradisional Jalancagak.
“Penyebab naiknya harga cabai karena kurang seimbangnya persediaan dan kebutuhan di masyarakat. Tidak hanya itu faktor cuaca ekstrem juga bisa mempengaruhi keberhasilan panen cabai,” kata Asep salah satu petani cabai di Subang.
Baca Juga:Kelompok Tani Forum Jaya Konsen Budidaya SayuranPersit KCK Cabang XXIX Juara Senam SKJ Tingkat Korem 063
Tidak sedikit pula sejumlah pedagang mengeluhkan harga pangan yang naik khususnya cabai. “Awalnya cabai Rp40 ribu per kg, sekarang jadi Rp80 ribu per kg. Kenaikannya 100 persen,” ujar reli pedagang di Pasar Jalancagak.
Naiknya cabai membuat daya beli masyarakat menurun yang pada akhirnya membusuk. “Semoga untuk ke depannya harga cabai bisa normal kembali,” ujarnya.
Kepala DKUPP Dr H Yayat Sudrajat mengatakan, tiap menjelang hari besar pasti kebutuhan pokok masyarakat akan mengalami kenaikan.
Dia mengaku, sudah menurunkan tim bidang perdagangan guna melakukan pengecekan secara berkala di berbagai pasar tradisional juga toko modern untuk memastikan ketersediaan komoditi.
Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Subang Lita Pelitiani mengatakan, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut bisa jadi karena faktor cuaca. Ketika terjadi hujan terus menerus, maka kualitas sayuran menurun dan juga pemasok terlambat mengirim ke pasar-pasar tradisional.
Dia mengungkapkan, akan ada operasi pasar murah (OPM) dalam waktu dekat. Pihaknya akan berkerjasama dengan pihak Indagsar Provinsi Jawa Barat untuk melaksanakan program tersebut. Komoditi terigu, gula pasir, minyak goreng dan beras akan dijual dengan harga murah ke masyarakat.
“OPM akan kita gelar dalam waktu dekat ya, kita akan bekerjasama dengan Indagsar Provinsi Jawa Barat serta RNI,” jelasnya.(acp/ygo/ysp)