Pasca 3 Orang Meninggal, Masyarakat Diminta Waspada Demam Berdarah

Demam Berdarah
0 Komentar

SUBANG-Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah. Penyakit DBD adalah masalah lingkungan yang ditularkan nyamuk yang disebabkan oleh perilaku hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Maxi meminta masyarakat untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3 Plus, yakni menguras, menutup dan mendaurulang.

“Tentunya kita harus mencegah lebih baik dengan cara menggalakan yang namanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Karena penyebab DBD ini adalah virus Dangeue, dan nyamuk ini adalah faktornya,” ungkap dr Maxi.

Baca Juga:Budi Arie Jadi Menkominfo, Ketua DPC Projo: Ini Pilihan TepatRidwan Kamil: Pemprov Jabar Miliki Lima Rusunawa, Implementasi Misi Ketiga

Dr. Maxi mengatakan, pencegahan DBD bisa dengan cara menutup tempat-tempat penampungan air, menguras bak mandi seminggu sekali, dan mendaur ulang tempat penampungan air yang diluar bak mandi karena itu menjadi wadah tempat bersarang nyamuk.

Menurutnya, nyamuk aedes aegypti ini hanya bisa hidup di wadah yang bukan tanah, walaupun di tanah ada sebagaian tetapi itu bukan habitat yang ideal, dan nyamuk akan mudah mati. Tetapi jika nyamuk hidup di tempat yang bukan tanah, nyamuk akan cepat berkembang.

“Maka dari itu penting sekali untuk menggalakan 3M Plus, plusnya itu semisal jika bayi tidur harus menggunakan kelambu, kaos kaki, baju panjang, dan  kemudian juga orang dewasa bisa menggunakan lotion anti nyamuk atau obat nyamuk semprot dan elektrik,” imbuhnya.

Sementara itu, sebanyak tiga orang meninggal dunia karena DBD periode Januari hingga saat ini. Antara lain, Anindita (4 ) warga Desa Cinangsi Kecamatan Cibogo, Endang Kosasih (30) warga Wanasari – Cipunagara dan Ratu (5) warga Sukamelang.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Noni menyampaikan, Dinas Kesehatan Subang sudah melakukan sosialisasi untuk penerapan 3M. Termasuk fogging di titik yang teridentifikasi kasus.

Fogging dilakukan, dr Noni menuturkan, setelah timbul suspect di suatu daerah semisal ada yang menderita DBD, sehingga dilakukan fogging.

Dinkes telah melakukan fogging di 16 desa dan kelurahan, karena kasus DBD terjadi peningkatan.

Baca Juga:Hubungan Industrial Libatkan Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja Antusias Masyarakat Rayakan Tahun Baru Islam Sebagai Momen Silaturahmi dan Perbaikan

“16 titik sudah kita lakukan fogging. Kami berharap, masyarakat tetap waspada akan bahaya DBD,” terangnya.(cdp/ygo/ysp)

0 Komentar