PASUNDAN EKSPRES – Sebuah gemuruh kehadiran kembali aktris senior Jenny Rachman meramaikan dunia perfilman Indonesia. Melalui film “Air Mata di Ujung Sajadah,” namanya bersinar kembali setelah 11 tahun berlalu sejak penampilannya dalam film “Di Bawah Lindungan Kabah.”
Dalam kurun waktu yang cukup panjang tersebut, Jenny Rachman mengaku sulit untuk tergerak oleh alur cerita film-film yang ditawarkan.
“Terhadap cerita film, saya memang tidak mudah terpikat. Dulu ada rayuan dari Sanjay, serta godaan dari Mas Ronny.
Baca Juga:Pemerintah Resmi Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK untuk September 2023, Begini Cara Daftarnya di SSCASNDaftar Penerima Gelar Kehormatan Bintang Jasa dari Presiden, Termasuk Diserahkan ke Presiden FIFA Gianni Infantino
Tapi saya katakan, saya ingin terlebih dahulu memahami ceritanya,” ungkap Jenny Rachman dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di wilayah Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (4/8/2023).
“Akhirnya, hati saya terpikat oleh alur cerita ini. Film ini mengisahkan tentang ikatan batin dua perempuan yang begitu luar biasa.
Saya memiliki kecenderungan menyukai film-film Indonesia yang menggambarkan sosok perempuan kuat,” tambahnya dengan senyum tulus.
Tawaran untuk bermain dalam film “Air Mata di Ujung Sajadah” datang kepada Jenny secara tak terduga, saat ia bertemu dengan produser Ronny Irawan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.
“Meskipun wajah saya sudah tertutup masker dan saya sedang berjalan dengan tergesa-gesa, Ronny berkata ‘Bunda, bolehkah aku meminta nomor teleponmu?’
Saya diingatkan bahwa saya adalah seorang artis yang muncul sekali dalam 10 tahun. Bagi saya, film Indonesia telah menjadi bagian integral dalam hidup saya.
Bahkan sejak usia 14 tahun, saya sudah terlibat dalam dunia perfilman,” cerita Jenny sambil tersenyum mengenang.
Baca Juga:Pemilihan Penjabat Gubernur di Sejumlah Daerah Akan Dilaksanakan Secara Akuntabel, Tegas JokowiKorlantas Polri Resmikan Perubahan Desain Ujian Praktik SIM Menjadi Huruf ‘S’ Tidak Ada Lagi Zig Zag Huruf 8
Jenny akhirnya memutuskan untuk kembali berakting karena ia merasa alur cerita “Air Mata di Ujung Sajadah” memiliki daya tarik yang begitu kuat.
“Saya terpikat oleh film ini karena ia menyampaikan pesan yang begitu menarik. Kisah tentang dua perempuan yang tangguh, ikhlas, menghadapi semua peristiwa dan takdir hidup mereka.
Meskipun beban hidup begitu berat, namun pada akhirnya, karakter Titi Kamal dan Citra mampu menunjukkan keteguhan hati.
Saya sangat senang juga bisa berkolaborasi dengan para pemain muda yang memiliki bakat luar biasa,” papar Jenny dengan penuh semangat.