Sistem Zonasi Berdampak pada Pemerataan Kualitas Sekolah

Sistem Zonasi
0 Komentar

SUBANG– Sistem zonasi merupakan bentuk penyesuaian kebijakan dari sistem rayonisasi. Rayonisasi lebih memperhatikan pada capaian siswa di bidang akademik, sementara sistem zonasi lebih menekankan pada jarak/radius antara rumah siswa dengan sekolah.

Tujuan dari sistem zonasi sendiri adalah mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan serta menghadirkan pemerataan pada akses layanan pendidikan.

Akan tetapi beberapa orang berpendapat bahwa sistem zonasi juga menimbulkan efek samping, salah satunya adalah berkurangnya daya kompetisi anak yang berdampak pada kualitas sekolah.

Baca Juga:DR. H Hanif Jabat Kepala Kantor KemenagBuruh Kecewa UMP Naik 3,57 Persen, Demo Depan Kantor Bupati Subang

Di samping itu juga, sistem zonasi belum bisa menghapus stigma sekolah favorit dikarenakan infrastrukur dan sarana pra sarana yang masih terdapat ketimpangan antar sekolah.

Tetapi, Wakasek Kesiswaan SMAN 3 Subang Leni Mahyuni SPd MSc memiliki pemikiran optimis terhadap adanya sistem zonasi.

“Saya selalu berpikir positif dengan pemberlakuan sistem zonasi ini. Dampak positif dari sistem zonasi dapat dirasakan jika kita juga berpikiran positif,” ucapnya.

Hal ini ia buktikan dengan data lulusan SMAN 3 Subang yang masuk PTN dalam tiga tahun terakhir yang mengalami kenaikan. Di tahun ajaran 2020/2021 terdapat 52 orang, kemudian di tahhn ajaran 2021/2022 meningkat menjadi 94 orang. Grafiknya terus naik di tahun ajaran 2022/2023 menjadi 105 orang.

Baginya, peran penting guru dalam memacu anak didiknya adalah hal yang terpenting dalam sistem zonasi ini.

“Sebagai pengajar saya selalu memacu anak didik saya untuk selalu menjadi lebih baik meski dalam segala keterbatasan,” jelasnya.

“Saya selalu tanamkan kepada anak-anak saya bahwa dengan adanya sistem zonasi setiap sekolah memiliki kualitas yang merata, tidak seperti dulu yang bisa saja terdapat satu sekolah menjadi pusat berkumpulnya anak-anak pintar. Saat ini yang membedakan hanyalah sarana pra sarana, dan itu bukan alasan bagi kami guru untuk memacu mereka,” bebernya.

Baca Juga:Kolaborasi STI dan JBN Diapresiasi Kadisporaparbud, Memajukan Pariwisata dan UMKM LokalTiga Unit Masih Kosong di Perumahan Permata Hijau 1

Meskipun Ia setuju bahwa infrastruktur serta sarana pra sarana di setiap sekolah masih terdapat kesenjangan, tetapi menurutnya dengan adanya sistem zonasi, pembangunan infrastruktur dan sarana pra sarana di setiap sekolah dapat terjadi.

“Benar saya merasakan adanya ketidakmerataan tersebut, tetapi menurut saya dengan adanya sistem zonasi ini pembangunan infrastruktur dan sarana pra sarana menjadi merata karena demi menunjang sistem tersebut. Bandingkan dengan ketika dulu masih ada sekolah RSBI, pembangunan selalu berpusat dan mendahulukan sekolah tersebut,” ucapnya.

0 Komentar