PASUNDAN EKSPRES – Tragedi kematian Indriana Dewi Eka Saputri (24) menjadi sorotan tajam, mengguncang hati Muhammad Roi (64) dan Endang Tatik (50), orang tua yang tak pernah menduga anak semata wayang mereka menjadi korban pembunuhan.
Indri, sapaan akrabnya, harus merenggang nyawa akibat cinta segitiga yang memilukan.
Di kediaman mereka di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Roi dan Endang bercerita tentang anaknya yang ditemukan tak bernyawa di pinggir jurang Kota Banjar, Jawa Barat, pada Minggu, 25 Februari 2024.
Baca Juga:Ketua Apdesi Subang Dituntut Mundur, Ada Mosi Tidak PercayaHari ke 4 Rekapitulasi Suara di KPU Subang Baru Selesai 11 Kecamatan
Roi, dengan wajah pilu, menceritakan pengalaman pahit saat polisi menghubungi ibunya.
“Dihubungi polisi ke nomor HP ibu, ditemukan jenazah ciri-cirinya gini, identitasnya gini. Awalnya ibu nggak percaya, lalu polisi datang mencocokkan data kalau itu benar Indri,” ungkapnya kepada wartawan.
Kejadian tragis itu ternyata terjadi di Kabupaten Bogor pada Rabu, 20 Februari 2024, saat Indri dibunuh oleh Muhammad Reza, seorang pembunuh bayaran yang disewa oleh pasangan kekasih, Devara Putri dan Didot Alfiansyah.
Didot, yang juga menjalin hubungan dengan Indri, dihadapkan pada ultimatum cemburu Devara, yang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri nyawa Indri.
Devara dan Didot sepakat untuk menyewa pembunuh bayaran demi menghapus keberadaan Indri.
Roi mengungkapkan bahwa dia pernah bertemu dengan Didot ketika diajak Indri, meski peristiwa itu sudah setahun lalu.
“Puasa tahun lalu saya ketemu pacarnya. Sering buka puasa bareng juga,” tambahnya.
Baca Juga:Tak Ada Hujan Tak Ada Angin, Pohon Tumbang Kembali Terjadi di S Parman Subang, 2 Orang Luka-lukaSubang Eye Center dan PT Erela Gelar Operasi Katarak Gratis di Subang
Kini, Devara, Didot, dan Reza telah menjadi tersangka dalam kasus ini dan tengah menjalani proses hukum di Polda Jabar.
Tragedi cinta segitiga ini telah menggores luka mendalam dalam keluarga Indri, menyisakan duka yang sulit dihapus.