Seri belajar Filsafat Pancasila (6)

0 Komentar

Saudara-saudara kalau umpamanya pada saat sekarang ini Balatentara Dai Nippon menyerahkan urusan Negara kepada kita maka satu menit pun kita tidak akan menolak, sekarangpun kita menerima urusan itu, sekarang pun kita mulai dengan Negara Indonesia Merdeka!”
Menurut Sokearno, kemerdekaan adalah jembatan emas yang mengatarkan rakyat Indonesia untuk membangun kemerdekaan itu sendiri. Merdeka menurut Soekarno adalah memerdekaan hati dan pikiran rakyat Indonesia agar dia mampu membangun dan mengisi kemerdekaan tersebut sebaik-baiknya.
Setelah membakar semangat dan menyatukan alur pikir audience, Soekarno mengembalikan substansi pidatonya kepada philosophische Grondslag atau dalam bahasa lain weltanschauung Bangsa Indonesia. Dalam menjelaskan terkait dasar filsafat negara tersebut (weltanschauung) Soekarno menyebutkan contoh-contoh pemimpin dunia dalam membangun negara dan mendirikan negaranya atas dasar weltanschauung yang diyakininya.
Seperti Hitler mendirikan Jerman di atas National Sozialistische Weltanschauung atau filsafat nasional-sosialisme Jerman. Tenno Nippon mendirikan Negara Dai Nippon di atas Koodoo Seishin, Ibnu Saud mendirikan Saudi Arab di atas dasar agama yaitu Islam. Weltanschauung apa yang akan didirikan di atas nya bangunan Bangsa Indonesia inilah menurut Soekarno yang diminta oleh ketua sidang BPUPKI. Weltanschauung yang menurut Soekaro harus disetujui oleh semua kalangan yang akan menghuni bangunan Bangsa Indonesia.
Pemikiran Soekarno terkait dasar Negara atau weltanschauung Bangsa Indonesia bukan didapat dalam beberapa hari sidang BPUPKI. Menurutnya pemikiran terkait dasar Negara telah menjadi pemikirannya dan dirinya menjiwai pemikiran tersebut sejak tahun 1918 atau 25 tahun lebih hingga dia membacakan pidato pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut.
Dasar pertama atau weltanschauung yang diajukan Soekarno adalah dasar kebangsaan. Soekarno menjelaskan dasar Negara kebangsaan ini bukan dalam arti yang sempit, tetapi merupakan nationale staat, yaitu kehendak akan bersatu, dari semua orang yang ada di dalam satu Negara dan mau bersatu. Soekarno menyitir Ernest Renan dalam mendefinisikan nationale staat yaitu kemauan dan merasa diri untuk bersatu dalam satu ikatan Indonesia.
Dalam menjelaskan nationale staat Soekarno menjelaskan Indonesia pernah mengalami dua kali nationale staat yaitu zaman Sriwijaya dan Zaman Majapahit. Diluar dua kerajaan tersebut, Indonesia yang dihuni oleh banyak sejarah kerajaan-kerajaan tidak mengalami nationale staat. Soekarno menegaskan tentang dasar kebangsaan ini dalam ucapannya:

0 Komentar