Terusan Suez Penghubung Timur dan Barat: Digali 10 Tahun, Ide Napoleon Bonaparte

Terusan Suez Penghubung Timur dan Barat: Digali 10 Tahun, Ide Napoleon Bonaparte
Terusan Suez di mesir merupakan jalur perdagangan internasional tersibuk. Kini terhenti akibat ada kapal yang nyangkut akibat hantaman angin kencang.
0 Komentar

Pembangunan proyek terusan itu juga melibatkan ribuan borjuis dari Prancis, Turki, Belanda, Austria hingga Italia. Setelah persiapan dilakukan selama beberapa tahun, perusahaan Terusan Suez didirikan di Paris dan Aleksandria pada Januari 1859. Konstruksi pun dimulai pada pada tahun yang sama.

Pekerjaan membangun kanal yang membelah tanah gersang itu jelas tidak mudah. Mereka kesulitan mencari pekerja dan hanya berhasil merekrut ratusan orang Mesir serta beberapa orang Suriah dan Palestina. Bahkan, usaha untuk mencari pekerja dari Amerika Serikat, Australia, dan China pun nihil. Alhasil, Terusan Suez akhirnya memunculkan bencana kemanusian baru: kerja paksa.

“Setelah musim panas tahun 1861, ribuan petani mulai berdatangan di zona kanal. Mereka berada di sana bukan karena pilihan,” tulis Karabell.

Baca Juga:Awal Tahun, Ada Ratusan Penderita TBC Baru di Kabupaten Subang Lima Diantaranya Meninggal DuniaSoal Ledakan di Dekat Gereja Katedral Makasar, Saksi: Hingga Menggoyang Toilet

Lebih dari 20.000 petani kemudian mengerjakan proyek ambisius ini. Mereka menggali tanpa alat berat dan dibayar dengan surat promes yang baru bisa dicairkan kelak jika pekerjaan telah rampung. Terkadang mereka diberi tenda dan selimut, namun seringkali mereka harus tidur di lahan terbuka beralasakan pasir dekat penggalian.

Suhu panas pada siang dan dingin pada malam tentu menyiksa para pekerja. Banyak dari mereka meninggal karena kepanasan dan kerja berlebihan. Petaka lebih besar juga menyusul ketika wabah kolera menyerang.

Protes terhadap pembangunan terusan kemudian bermunculan. Di Inggris, sentimen anti-terusan memuncak pada 1862. Sementara Konstantinopel yang mendapat tekanan diplomatik, akhirnya memerintahkan Ismail Pasha menarik semua pekerja dari Suez. Pembangunan terusan terhenti pada musim semi 1864.

Pada masa ini, terjadi pula konflik kepentingan dan perebutan kendali atas proyek antara Turki, Mesir, dan Prancis. Namun setelah mesin-mesin dan alat berat dibeli, kanal kembali digali pada musim panas 1864.

“Konstruksi bergerak maju dengan kecepatan yang mencengangkan. Dan itu tidak melambat sampai pagi-lima tahun kemudian ketika kapal pesiar Eugénie menguap melalui terusan,” tulis S.C. Burchell dalam The Suez Canal.

Proyek tersebut sebenarnya telambat. Lesseps memperkirakan terusan akan rampung dalam enam tahun. Tapi nyatanya, Laut Merah dan Laut Tengah baru terhubung setelah 10 tahun penggalian. Terusan Suez secara resmi dibuka pada 17 November 1869 dan dihadiri oleh Permaisuri Eugénie dari Prancis. Sementara itu, Port Said sebagai pintu masuk dari Laut Tengah, dibanjiri oleh para bangsawan Turki, pelaut Yunani, insinyur Prancis, hingga para saudagar dari berbagai negara.

0 Komentar