Sekali Panen Raup Rp100 Juta, Ini Rahasia Petani Mangga di Kecamatan Compreng.

cara budidaya mangga
DADAN RAMDAN/PASUNDAN EKSPRES BUAH MANGGA: Petani mangga di wilayah Compreng saat menyemprot tanaman mangganya agar terhindar dari serangan hama dan penyakit.
0 Komentar

SUBANG-Salah satu komoditas hasil perkebunan di Subang yaitu Mangga. Selain Kecamatan Tambakdahan, sentra produksi mangga juga ada di Kecamatan Compreng.

Ada luasan area kebun mangga sekitar 400 hektaran yang tersebar di sejumlah desa di Compreng. Seperti di Desa Kiarasari Jatireja, Mekarjaya, Compreng, Sukatani, Sukadana dan Desa Kalensari.

Dengan berbagai aneka jenis mangga mulai dari cengkir, harum manis serta mangga  jenis  baru seperti, gedong gincu, garifta merah dan agri gardina, yang sedang dibudidayakan oleh sebagian petani kebun mangga.

Baca Juga:Tips Berkendara saat Puasa ala Dishub PurwakartaMengais Rezeki Jelang Buka Puasa, Pedagang UMKM Dadakan Jemput Berkah Ramadhan

Produksi dan hasil pendapatan dari buah mangga ini, cukup menjanjikan. Dalam sekali panen bisa meraup hasil hingga Rp 100 jutaan. Dalam setahun bisa tiga kali panen.

Seperti yang disampaikan H. Damiri petani mangga asal Kecamatan Compreng. Dia membudidaya sekitar 200 pohon, dengan pengelolaan yang intensif. Dari mulai tahap berkembang, berbuah hingga panen.

“Di kebun  ini jenis mangga yang ditanam cengkir, harum manis dan gajah,” kata H. Damiri.

Namun ada perbedaan hasil produksi saat musim hujan dan musim panas. Musim hujan hasil produksi cenderung merosot dan saat musim panan produksi meningkat.

Hal tersebut disebabkan faktor cuaca, saat musim hujan angin lebih kencang dan menggugurkan manga.

“Sekali petik bisa 1 ton. Kalau panen mangga bisa satu bulan terus petiknya. Kalau dirupiahkan satu kali musim panen bisa meraup Rp 100 jutaan. Dengan harga fluktuatif Rp 8.000 hingga Rp 14.000/kg,” tuturnya.

Sementara itu, POPT Kecamatan Compreng Omsah Neelam mengatakan, pemeliharaan tanaman mangga ini, dari awal hingga panen dengan metoda pembersihan lahan, pemupukan berimbang dan sering dipangkas.

Baca Juga:DLHK Karawang Tambah Armada SampahIni yang Dilakukan Karim Benzema saat harus Latihan, Bertanding sekaligus Puasa

Pengendalian hama, pembersihan daun kering yang di bawahnya agar tidak jadi tempat kepompong ulet berkembang. Irigasi teratur atau ada parit kecil, penguat dan perangsang bunga dan buah. Saat pemanenan kematangan buah lebih dari 80 persen, disortir dan aplikasi pestisida yang tepat dan seimbang.

“Metoda inilah akan menghasilkan buah mangga yang berkualitas,” tukasnya.(dan/ysp)

 

0 Komentar