SEJAK kecil ngurus ikan. Sudah menikah ngurus ikan. Punya anak. Lalu anaknya ngurus ikan. Sekaluarga ngurus ikan.
Tapi tidak punya kolam ikan. Tapi sudah ahli ngurus ikan. Tepatnya: tukang ngurus dan membesarkan ikan. Tapi tidak sekolah perikanan.
Keluarga model begitu banyak ditemui di wilayah Subang selatan. Terutama di kawasan budidaya ikan air tawar. Seperti di Kecamatan Cijambe, Cisalak, Tanjungsiang, Kasomalang dan Sagalaherang.
Baca Juga:Kabar Duka, Ketua Fatayat NU Subang, Unengsih Meninggal DuniaDituduh Lakukan Pelecehan Seks, Rian D’Masiv Lapor Polisi
Daerah tersebut banyak dialiri sungai dan memiliki mata air. Contoh di ujung Desa Cijambe, ada mata air Cibulakan yang “dipanen” PDAM untuk kebutuhan warga wilayah Kota Subang.
Di wilayah Cijambe banyak aliran sungai dan anak sungai. Otomatis banyak pula ditemukan kolam budidaya pembesaran ikan air tawar. Kebanyakan ikan mas dan nila. Sebagian ikan bawal dan gurame.
Kebetulan istri saya asli dari Cijambe. Punya kolam ikan juga. Airnya tidak pernah surut. Saat musim hujan maupun kemarau. Saat kemarau malah lebih jernih.
Keluarga ‘ahli ikan’ seperti yang saya sebutkan di atas, mudah ditemukan di Cijambe. Saudara istri saya pun banyak yang ‘ahli ikan’. Sejak kecil hingga punya cucu tetap ngurus ikan. Tapi kebanyakan ikan punya ‘orang kota’.
Kebanyakan hanya jadi centeng: penunggu dan pengurus ikan. Memberi makan dan membersihkan kolam. Centeng kolam ikan harus tidur di area kolam.
Biasanya disediakan penginapan oleh pemilik kolam ikan. Bukan khawatir ikan dicuri, tapi lebih khawatir malam hari datang hujan, air limpas. Atau saluran air tersumbat sampah, lalu air surut. Ikan bisa mati kekurangan okisgen.
Bagi yang suaminya berprofesi centeng, sudah resiko sesekali ikut suaminya tidur di “penginapan” khusus centeng. Mereka menerima gaji bulanan, ada pula yang bagi hasil saat panen.
Baca Juga:Manfaatkan Air dari Salamdarma, Petani Mulai Olah TanahJaga Protokol Kesehatan, Warung Kopi Gunung Registrasi Terlebih Dahulu
Keluarga istri saya punya punya kolam ikan. Total 16 jalur. Satu jalur maksudnya satu kolam. Setiap kolam berukuran 2,5 m × 6 m. Dengan kedalaman sekitar 1,8 meter.
Sampai sekarang saya tidak hapal persis hitungan usaha ikan. Padahal berkali-kali dijelaskan mertua. Hehe. Pokoknya satu jalur itu modal idealnya sekitar Rp25 juta. Untuk beli benih ikan dan pakan hingga panen.