Pembantaian 500 Ribu Penyihir

Pembantaian 500 Ribu Penyihir
Lukisan ilustrasi pembantaian para penyihir perempuan di Eropa pada abad kegelapan.
0 Komentar

Gereja menganggap praktik sihir adalah perilaku kotor di bumi yang harus dihapuskan. Suatu tindakan ‘sub-versif’ atas otoritas gereja. Di sisi lain, saat itu tengah menyeruak gerakan perlawanan terhadap gereja. Mulai terasa pula gerakan protestan.

Penyihir dianggap menjadi biang kerok segala kegagalan. Warga miskin meyakini bahwa kemiskinannya karena tukang sihir. Panen gagal, gandum layu, bayi mati, anggur jadi masam, harga roti mahal, lapangan kerja jarang? Semua itu pekerjaan tukang sihir!

Lalu benarkah tukang sihir itu ada? Apakah mereka benar-benar terbang menggunakan sapu?

Baca Juga:Paskibraka Kabupaten Subang Tahun 2021 Resmi DikukuhkanBambang: Pokok Gugatan Terhadap KLB Abal-abal Belum Diperiksa dan Diputus PN Jakarta Pusat

Buku karya Institor dan Sprenger, The Hammer of the Witches dapat menjadi panduan untuk memahami praktik sihir. Dalam buku itu dijelaskan bagaimana tukang sihir diseret ke pengadilin, disiksa, didakwa dan dihukum.

Profesor Michael Harner menemukan fakta mencengangkan, bahwa praktik tukang sihir berkaitan dengan penggunaan salep halusinogen. Akan merasakan sensasi ‘terbang’ dengan sapu setelah sebelumnya meminyaki diri dengan salep. Sebelum hadir dalam pertemuan sabbat, mereka mengurapi diri dengan salep pada bagian dahi dengan bulu-bulu. Lalu melumurkannya pada sapu dan menaikinya.

Menurut pengakuan tukang sihir yang diungkap Harner, mereka meminyaki tubuh dan pada bagian bawah badan berambut seperti ketiak, lalu mengucapkan kata-kata tertentu. Seketika ia tak sadarkan diri dan akan merasakan halusinasi bercumbu dengan setan, bersekutu dengan iblis serta pengakuan mengejutkan.

Adres Laguna, seorang dokter abad ke-16 mengungkapkan, balsam tukang sihir itu terdiri dari rempah-rempah yang dingin, menyebabkan ngantuk. Diracik dari tanaman cemara, hemlock, terung-terungan, henbvane dan mandrake.

Perburuan terhadap tukang sihir yang didukung gereja berlangsung hingga ratusan tahun. Hingga sekarang kita tetap mendengar bahwa tukang sihir itu tetap ada. Sebagian bahkan masih ada yang meyakini bahwa mereka bisa terbang dengan sapu.(*)

Laman:

1 2
0 Komentar