Air Masuk Telinga Saat Berpuasa, Apa Hukumnya?

Air Masuk Telinga Saat Berpuasa, Apa Hukumnya?
Air Masuk Telinga Saat Berpuasa, Apa Hukumnya?. Ilustrasi Foto : risalahdoa
0 Komentar

Ramadhan – Dari beberapa hal yang dapat membatalkan puasa adalah masuknya sesuatu melalui jalan terbuka yang tembus (Manfadz maftuh) ke perut (Jauf). Ulama berbeda pendapat terhadap air masuk telinga saat puasa. Simak penjelasan Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Kaff menjelaskan:

المفطر السادس : وصول عين من منفذ مفتوح إلى الجوف… إلى أن قال…قوله: «منفذ مفتوح» خرج به : إذا وصلت العين إلى الجوف من منفذ غير مفتوح كالدهن ونحوه بتشرب المسام. وكل المنافذ مفتوحة في مذهب الإمام الشافعي إلا العين، وكذلك الأذن عند الإمام الغزالي.

“Perkara yang membatalkan puasa yang keenam adalah masuknya ain (benda semisal makanan atau minuman) dari manfadz maftuh (jalan yang tembus yang terbuka, semisal mulut) menuju perut. Dikecualikan dari manfadz maftuh, yaitu ain yang masuk itu melalui manfadz yang tidak maftuh, seperti masuknya minyak atau lainnya dengan meresapnya di pori-pori.

Air Masuk Telinga Saat Berpuasa, Apa Hukumnya?

Dan setiap manfadz itu terbuka, menurut madzhab Syafii, kecuali mata. Dan menurut Imam Al-Ghazali, telinga juga bukan, maka tidaklah membatalkan puasa, masuknya ain melaluinya. ”. (Al-Taqrirat al-Sadiddah fi al-massail al-mufidah 1/452)”

Ada catatan yang penting, Mualliq (yang memberikan catatan kaki) mengatakan:

وقد أثبت الطب الحديث أن للعين منفذا مفتوحا للجوف وأن ليس للأذن منفذا مفتوحا

Baca Juga:Mengapa Bekas Luka Menghitam? Begini PenjelasannyaIde Menu Buka Puasa Dari Berbagai Penjuru Dunia

Ilmu kedokteran modern telah menetapkan bahwasanya mata itu mempunyai jalan yang tembus ke perut, namun tidak dengan telinga. (Taqrirat al-Sadidah al Mufidah).

Kemudian ada keterangan menarik dari Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar Syathiri, ketika beliau menganotasi kitab Ayahnya yang berjudul Yaqut Al-Nafis, beliau menuliskan:

وأتذكر قولا في مذهب الشافعي مقابل الأصح : لا يبطل الصوم بوصول الماء إلى باطن الأذن، وهو قول قوي ، وقال السيد أحمد بك الحسيني في شرحه لكتاب «الأم »  سقطت على النساخ في الأم كلمة (لا) من عبارتها ، وهي : (ويفطر بوصول شيء إلى أذنه )، وأصل العبارة : (ولا يفطر بوصول شيء إلى أذنه ) لكن هذا الشرح لم يطبع ، وتحقق الآن : أن الأذن منفذ غير العالم مفتوح، وأصحاب الشافعي قد قرروا من قبل أن الأذن منفذ غير مفتوح ، وكذا باطن الإحليل.

“Saya ingat satu qaul muqabil ashahh dalam madzhab Asy Syafi’i, yaitu : “Tidaklah puasa itu batal sebab masuknya air ke dalam telinga”, dan ini adalah qaul yang kuat.

Sayyid Ahmad Bik Al Husaini dalam syarah kitab Al Umm berkata : Ada kata yang terlewat tidak ditulis oleh para penyalin kitab Al Umm, yaitu kata “Laa“yang bermakna  tidak, dari kalimat berikut :

ويفطر بوصول شيء إلى أذنه

“Dan batal puasanya sebab sesuatu yang masuk ke dalam telinganya” (bcg/yni)

0 Komentar