Seminar Ramah Lingkungan Menuju Energi Terbarukan

Seminar Ramah Lingkungan Menuju Energi Terbarukan
o
0 Komentar

KARAWANG-Charles Bonar Sirait Communication bekerjasama dengan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Resort Kabupaten Karawang, mensosialisasikan agar masyarakat secara perlahan meninggalkan energi fosil (minyak, gas dan batubara) dan beralih ke energi baru terbarukan. Pada kesempatan tersebut, turut menggandeng Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, yang bertujuan menyelamatkan suhu bumi dan penyelamatan perekonomian Indonesia.

Seminar restorasi bumi tersebut dipandu oleh moderator Charles Bonar Sirait. Sedangkan, nara sumbernya adalah Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto dan Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM), Luh Nyoman Puspa Dewi.

“Selain menaikkan suhu bumi akibat pembakaran minyak, gas dan batubara, energi fosil saat ini secara ekonomi sudah jadi masalah, karena menjadi beban yang sangat berat bagi APBN. Sekarang waktunya mengurangi dan meninggalkan energi fosil, menuju penggunaan EBT (energi terbarukan),” kata Sugeng saat memaparkan materi restorasi bumi Net Zero Emision, di acara seminar energi ramah lingkungan hidup di Gereja HKBP Karawang, Sabtu (20/8).

Baca Juga:SD Rabbani Gelar Peragaan Busana Muslim Siswa dan Orang TuaHarga Telur di Subang Naik, Ini Penyebabnya

Menurut Sugeng, saat ini APBN Indonesia saat terbebani oleh subsidi energi fosil. Sebab, pemerintah Indonesia harus mengimpor minyak dari negara lain. Dampak dari pandemi Covid-19 dan perang Rusia dengan Ukraina, harga minyak dunia sangat mahal.

“Saat ini subsidi untuk energi fosil telah banyak menguras APBN. Potensi EBT di Indonesia cukup tinggi jika digarap secara maksimal,” katanya.

Dikatakan Sugeng, potensi EBT di Indonesia sekitar 3.000 giga. Namun yang aktual untuk segera diproduksi bisa sampai 420 giga.

“Seperti pertalite harganya Rp7.650, itu karena disubsidi. Harga riilnya sesesuai harga minyak dunia adalah Rp17.000 per liter. Bayangkan, itu seliter-nya tanpa subsidi,” jelasnya.

Untuk itu, tahun 2060 mendatang, Indonesia harus net zero emision. Sebab, suhu bumi tidak boleh lebih dari 1,5 derajat celsius. Suhu bumi semakin meningkat akibat adanya peluncuran karbon dioksida ke udara yang sangat luar biasa.

“Dari sekarang kita harus mencegah agar suhu bumi tidak naik melebihi dari 1,5 derajat celcius. Apabila itu naik lebih dari 1,5 derajat celsius, maka kutub Utara dan Selatan akan mencair,” katanya.

0 Komentar