Rumah Sakit Mandaya Gelar Webinar, Update Ilmu Bidang Ortopedi dan Traumatologi

Rumah Sakit Mandaya
DEDI SARTIA/PASUNDAN ESKPRES DARING: Rumah Sakit Mandaya Karawang menggelar webinar medis bersertifikat dengan total 14 SKP IDI.
0 Komentar

KARAWANG– Rumah Sakit Mandaya Karawang sukses menggelar webinar medis bersertifikat dengan total 14 SKP IDI. Tema yang diangkat, “Clinical Update On Work Accident Management”. Sebanyak 1.223 peserta webinar yang turut berpartisipasi berasal dari dokter umum, dokter spesialis dan praktisi kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Acara dikemas secara daring ini, mengangkat topik yang sangat menarik dengan menghadirkan para ahli dibidangnya.

Direktur Utama Rumah Sakit Mandaya Karawang, Dr. Andri Wiguna Sp.OT mengatakan, acara ini bertujuan memberikan perkembangan terkini, tentang alur diagnosis dan tatalaksana pada kasus bedah sehari-hari di pelayanan medis. Serta memberikan wawasan baru tentang perawatan dan tindakan pada pasien trauma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.

Menurutnya, hal ini masih sangat diperlukan mengingat angka mortalitas yang tinggi pada pasien-pasien kegawatan daruratan kasus trauma. “Penanganan awal yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien. Dengan demikian, diperlukan update ilmu bidang Ortopedi & Traumatologi untuk memberikan outcome yang baik bagi pasien,” katanya.

Baca Juga:PT Asta Husada dari Subang Sabet Penghargaan Paritrana AwardJasad Wanita Berbaju Hitam Gegerkan Warga Karangpawitan

Menurutnya, penanganan trauma tetap berpegang pada prinsip-prinsip manajemen trauma ATLS (Advanced Trauma Life Support).

Antara lain, dengan prinsip universal precaution (keselamatan diri dan pasien) dan pencegahan terjadinya cedera lebih lanjut.

Prosedur Primary dan Secondary Survey tetap merupakan prosedur penanganan utama. Jangan lupakan keamanan penolong dan pasien, APD yang memadai harus dipakai. Jika pasien harus dirujuk, pasien dirujuk dalam keadaan stabil sesuai prosedur rujukan yang baik.

“Titik berat primary survey adalah untuk menyelamatkan jiwa. Sedangkan titik berat secondary survey adalah untuk memeriksa seluruh tubuh pasien dan mengevaluasi seluruh prosedur yang sudah dilakukan atau alat yang sudah dipasang. Secondary survey dilakukan setelah pasien stabil,” ungkapnya.

Dr. Bayu Antara Hadi,Sp.OT selaku narasumber pertama mengungkapkan, pengetahuan mengenai anatomi serta pemeriksaan klinis yang baik, dapat menegakkan diagnosis dan tatalaksana awal yang optimal pada kasus-kasus ortopedi.

0 Komentar