Awal Mula Wabah Antraks di Gunungkidul, Maksud Baik Jadi Petaka hingga Telan Korban Puluhan Jiwa

Awal mula wabah Antraks di Gunungkidul
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Awal mula wabah Antraks di Gunungkidul, hingga kemudiam menular, dan menelan korban ratusan orang.

Kehebohan terjadi di Gunungkidul akibat wabah antraks yang telah menelan sejumlah korban jiwa.

Puluhan warga teridentifikasi sebagai suspek. Wabah ini bermula setelah warga mengonsumsi daging sapi yang telah mati.

Baca Juga:Apa Itu Antraks, Penyakit Menular dari Hewan Ternak, yang Bikin Geger di Gunungkidul YogyakartaCara Membuat Akun Threads Instagram, Aplikasi Baru Pesaing Twitter

Berikut ini adalah fakta-fakta terkait wabah antraks di Gunungkidul yang telah diketahui hingga saat ini:

Awal Mula Wabah Antraks di Gunungkidul

Dinas Kesehatan Gunungkidul menerima laporan dari RSUP dr. Sardjito tentang seorang pasien laki-laki berusia 73 tahun yang terpapar antraks pada tanggal 2 Juni.

Pasien tersebut berasal dari Pedukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul dan kemudian meninggal pada tanggal 4 Juni.

“Dalam laporan dari Sardjito, kami langsung melakukan penyelidikan terkait kematian akibat antraks. Pria berusia 73 tahun tersebut ikut dalam penyembelihan dan mengonsumsi daging ternak tersebut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, kepada wartawan di Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, seperti yang dilansir oleh detikJateng, Selasa (4/7/2023).

Jumlah Korban Meninggal dan Positif Antraks

Untuk memastikan kondisi tersebut, Dinas Kesehatan langsung turun ke lapangan untuk melakukan penelusuran.

Hasilnya, terbukti ada kasus kematian akibat antraks di Semanu, Gunungkidul.

Selanjutnya, Dinas Kesehatan mengambil sampel darah dari ratusan orang yang ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terpapar antraks.

“Setelah ada kematian, kami melakukan penelusuran dan memeriksa apakah ada gejala lain. Kemudian kami mengambil sampel darah dari semua yang terpapar daging yang diduga mengandung antraks. Dari 125 orang yang kami ambil sampel darahnya, 85 orang dinyatakan positif terinfeksi antraks. Namun, hanya 18 orang yang mengalami gejala seperti luka, bengkak, diare, pusing, dan lain-lain,” lanjut Dewi.

Baca Juga:Perpaduan Twitter dan Instagram Ada di Aplikasi Baru Threads, Intip Yuk Serba Serbinya, Seru TauThreads Medsos Baru yang Resmi Menjadi Pesaing Twitter

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco, mengatakan bahwa saat ini ratusan warga Semanu telah menjalani pemeriksaan serologi.

Hasilnya, jumlah warga yang terinfeksi antraks meningkat. Seropositif merupakan kondisi di mana antibodi terhadap patogen ditemukan dalam darah.

“Sebanyak 143 orang telah menjalani pemeriksaan serum dan sebanyak 87 orang dinyatakan positif di wilayah Candirejo. Saat

0 Komentar