SUMPAH PEMUDA dan Tantangan Lintas Generasi (Bagian 1)

SUMPAH PEMUDA dan Tantangan Lintas Generasi (Bagian 1)
0 Komentar

Oleh: Letkol CHK (Purn) M Lukmantias Amin SH MH

Sejarah “Indonesia” dan Sumpah Pemuda

Menurut para sejarawan, istilah Indonesia baru muncul pada abad ke-19, yang berasal dari kata “Indus” (Hindia) dan “nesia” (kepulauan). Ini merupakan gagasan pengacara Inggris James Richardson Logan dan koleganya yang ahli geografi, George Windsor Earl, yang kemudian dipopulerkan di Asia sebagai istilah akademik oleh etnografer Jerman, Adolf Philipp Wilhelm Bastian (1826-1905). Memasuki abad ke-20, istilah Indonesia atau Bahasa Indonesia mulai dikenal dan digunakan secara internasional a.l.: penggunaan ejaan Van Ophuijsen di Hindia Belanda (1901), karya Adriaanse (1918), karya Jonkman (1918), karya Ratu Langie (1918), karya Weber (1922), dan Congres International Pour la Paix di Paris (1926).

Nama Indonesia pertama kali digunakan secara politik pada 1920-an, yaitu sebagai identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, kala itu ia seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, merubah nama organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya; “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air pada masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesiër) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.”

Kala itu di Indonesia Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”. Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda.

0 Komentar