Hikmah Dibalik Kepanikan Musibah Badai Covid-19

0 Komentar

1.Dari segi keagamaan

Imbas dari wabah Covid-19 jika dilihat dari prespektif keagamaan yaitu meningkatnya keimanan dan ketaqwaan umat manusia. Banyak harap yang tersemat dalam doa agar wabah Covid-19 segera hilang. Meskipun saat ini terbatas kegiatan keagamaan seperti pelaksanaan shalat jum’at, pengajian, serta segala sesuatu yang bernuansa mengumpulkan jamaah, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan ketaqwaan seseorang untuk tetap beribadah.
Memang terjadi penurunan secara signifikan jumlah jamaah, hal tersebut terjadi karena adanya himbauan untuk melaksanakan ibadah di rumah. Sebut saja seperti yang terjdi di masjid Sudalmiyah Rais yang terletak di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta, setiap harinya masjid tersebut ramai dan dipenuhi mahasiswa yang melaksanakan shalat.
Terlebih setiap sabtu pagi, karena adanya gerakan salat subuh berjamaah. Tak kurang dari 2000 jamaah memadati masjid ini setiap sabtu subuh bahkan terkadang sampai harus berdesakan, akan tetapi kini sepi karena sterilisasi kampus.
Hampir tak satupun jamaah yang melaksanakan ibadah di sana. Kini orang  lebih rajin untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan mencuci tangan yang sempurna termasuk berwudhu dengan sempurna sebagai bentuk ajaran agama yang baik.
Bahkan AA GYM ketika pergi telah menyiapkan berbagai peralatan untuk memproteksi diri dari virus mulai dari sarung tangan, masker, cairan pencuci tangan dsb. Ini bukti bahwa kebersihan adalah bagian dari keimanan seseorang.
Di sisi yang lain kita bisa lihat, umat beragam tambah kebersamaannya atas nama kemanusiaan, mereka saling berfatwa untuk memutus penularan virus ini dengan berbagai upaya religinya. Akhirnya masjid, gereja dan tempat ibadah yang lain jadi mungkret jamaahnya.

2.Dari segi intelektual

Dikarenakan banyak aktivitas yang Semenjak mencuatnya kasus Covid-19 di Indonesia, dunia pendidikan seakan-akan lumpuh untuk sementara waktu. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. Sejak saat itu pula perguruan tinggi di seluruh negeri menerapkan sistem perkuliahan jarak jauh. Mahasiswa tetap mendapatkan ilmu dari dosen pengampu mata kuliah meskipun tidak seintensif ketika bertatap muka secara langsung.
Ketika di rumah mahasiswa tidak hanya mempelajari materi perkuliahan saja akan tetapi juga mengikuti perkembangan terkait kasus Covid-19 melalui media elektronik baik itu bersumber dari internet, televisi, youtube, maupun koran online sehingga meningkatkan literasi mahasiswa. Dosenpun menjadi terpaksa harus melek tehologi pembelajaran dan muncul berbagai tantangan di dunia pembelajaran baik metode maupun media pembelajaran.

0 Komentar