Sakit-sakit Butuh Pertolongan, Endik TKI Asal Lembang Terlantar di Malaysia

TKI Asal Lembang Terlantar di Malaysia
0 Komentar

NGAMPRAH-Endik Sopandi (44) seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Bandung Barat meminta pertolongan kepada pemerintah agar segera memulangkan dirinya yang kini terlantar di Malaysia.

Permintaan itu direkam langsung Endik selama 12 menit dan disebarkan melalui Facebook. Di video itu, Endik mengaku kondisinya sedang sakit-sakitan dan hanya bertahan hidup mengandalkan bantuan dari rekan-rekan yang peduli. “Sekarang saya sudah tidak bekerja karena terserang penyakit asma, muntah darah setiap hari, hutang saya sudah banyak. Semoga aparat pemerintah Indonesia bisa menolong, saya ingin pulang, tolong pulangkan saya, tidak punya biaya, hanya punya kartu keluarga dan KTP,” kata Endik dalam video tersebut sembari menahan sakit.

Masih dalam video tersebut, warga Kampung Gamlok RT 06 RW 07 Desa Cikole, Kecamatan Lembang itu menceritakan, awalnya ia berangkat ke Malaysia tahun 2015 dan dijanjikan bakal menerima gaji sebesar 3.000 Ringgit sebagai supir di tempat pencucian mobil di Langkawi.

Baca Juga:Pemerintah Desa Lembang Bantu Warga Terdampak Covid-19 Dapat Bantuan SembakoPajak PPN Sembako Beratkan Warga, Disperindag: Tak Adil Bagi Rakyat

Endik hanya bertahan kerja selama 1,5 tahun di sana lantaran hanya diberi jatah makan satu kali sehari, itu pun hanya bihun, bukan nasi. Bahkan, ternyata gaji yang diterima tidak sesuai kesepakatan sebab perusahaan hanya memberi upah sesuai pendapatan yang diterima.

Cobaan lebih berat menimpa Endik, ia ditagih oleh agen yang sudah memberangkatkan dia ke Malaysia sebesar 3800 ringgit atau sekitar Rp 12 juta. Akhirnya, ia nekat kabur dari tempatnya bekerja. “Saya tak tahu arah tujuan, ke terminal bus, ada yang ngasih tahu saya ke Johor, dengan bekal 80 Ringgit naik taksi ke kedutaan Indonesia. Setelah sampai di kedutaan, saya enggak sanggup lapor karena takut,” ujarnya.

Di sekitar kedutaan, Endik bertemu dengan WNI asal Jawa dan mengajaknya bekerja sebagai buruh perkebunan kelapa sawit di Pahang. Alih-alih mendapat upah untuk keluarganya di Indonesia, selama 4,5 tahun bekerja di Pahang ia malah lebih sering jatuh sakit karena menjalani pekerjaan berat sehingga ia jarang sekali bekerja. “Selama empat bulan saya pernah tidak bekerja sama sekali, sekarang sudah banyak hutang untuk makan dan segala rupa. Saya sering sakit-sakitan, tulang kejepit, asma, muntah darah. Semoga ada yang mau menolong saya,” lanjutnya.

0 Komentar