Kepala BPIP: Gotong Royong Menghadapi Pandemi Cov-19

Kepala BPIP: Gotong Royong Menghadapi Pandemi Cov-19
Gambar: Dari kiri ke kanan, Kepala Badan Kesbangpol Prov Kaltim, Drs. H. Sufian M.Si, Rektor UINSI Samarinda, Prof Dr. H.M. Ilyasin M.Pd, Kepala BPIP Prof Drs. KH. Yudian Wahyudi PHd. (tengah) Deputi Bidang Pemajuan Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemnko PMK, Dr. Ir. Nyoman Shuida. M.Si, Wakil Uskup Agung Keuskupan Agung Samarinda, Pastur Moses Komela Avan.
0 Komentar

Samarinda – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  Yudian Wahyudi mengatakan dalam menghadapi cobaan Pandemi Covid-19 (Corona Virues Deseas), masyarakat harus menggunakan nafilah atau cara yang bersumber dari falsafah bangsa Indonesia. Selain dengan mentaati protocol kesehatan (prokes), Covid-19 harus dihadapi dengan sikap dan keteladanan Gotong Royong.

“Pandemi Covid-19 bisa jadi merupakan Perang Dunia ke 3. Dan kita harus juga mampu memerdekakan diri dari Covid-19 dengan berlandaskan falsafah Pancasila, yang salah satu nilainya adalah Gotong Royong,” kata Yudian dalam pengantarnya pada kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, pemuda dan komponen masyarakat lain di Samarinda, Kalimantan Timur, 29 Juni 2021 lalu.

Yudian menegaskan bahwa Pancasila menjadi landasan moral bagi masyarakat untuk bersama-sama menghadapi Pandemi Covid-19 ini. Yudian yang menjadi orang yang pertama dari Perguruan Tinggi Islam Negeri yang diterima aktif di Harvard Law School ini menegaskan, nilai gotong royong sebagai salah satu nilai Pancasila harus menjadi nafilah atau cara masyarakat bersama-sama menghadapi Covid-19. Gotrong royong ketika ada tetangga, saudara dan masyarakat yang terkena musibah Covid-19. Bentuk gotong royongnya bisa bermacam-macam.

Baca Juga:Pemkab Subang Gelar Apel Siaga, Persiapan PPKM DaruratAtap Depan Toko Modern Ambruk, Satu Orang Pekerja Bangunan Tewas

ia menuturkan sebagai salah satu bukti konkret, BPIP sedang menyelesaikan 15 buku bahan ajar pedoman belajar Pancasila buat siswa PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga perguruan tinggi. Buku tersebut dikerjakan oleh 120 ahli lintas akademi dan agama. Muatannya 30 persen teori dan 70 persen kegiatan interaksi sosial.

“Awal Juli ini siap disebarluaskan. Saya minta doa dan dukungan agar lancar serta bermanfaat,” jelasnya.

Deputi Bidang Diklat BPIP Baby Siti Salamah mengingatkan pesan Presiden Jokowi pada 1 Juni lalu yang mengimbau perlunya cara-cara baru untuk mendalami Pancasila di tengah berbagai tantangan global. Salah satunya memanfaatkan perkembangan iptek terutama revolusi industri 4.0.

“Kultur, keagamaan sama dengan Pancasila. Para tokoh, elemen bangsa menguatkan sosialisasi Pancasila. BPIP membantu presiden dalam koordinasi, sinkronisasi, standarisasi, akreditasi, serta rekomendasi hasil kajian regulasi kepada lembaga tinggi, ASN, ormas dan sebagainya,” imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Kaltim yang diwakilkan oleh Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Sufian Agus mengapresiasi BPIP dalam mendorong aktivitas pendalaman wawasan kebangsaan sesuai Pancasila dan UUD 1945.

0 Komentar