Ini Penyebab Pembangunan Embung Pamanukan Belum Juga Terealisasi

Ini Penyebab Pembangunan Embung Pamanukan Belum Juga Terealisasi
------ YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES Lokasi tanah sawah yang merupakan lahan Pemda Subang yang perencanaannya akan dibuatkan Embung multifungsi.
0 Komentar

SUBANG-Pemerintah Kabupaten Subang terus berupaya untuk merealisasikan pembangunan Embung di Pamanukan. Pemerintah Kabupaten Subang sendiri memiliki lahan seluas 2,7 hektare. Meski begitu, rencana pembangunan Embung tersebut tetap akan dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang.

“Kita masih menunggu dari Provinsi Jawa Barat, karena kita ajukan melalui Bantuan Provinsi (Banprov), mudah-mudahan saja pandemi ini tidak merubah hal yang telah direncanakan dalam penganggarannya,” kata Kepala BP4D Hari Rubiyanto ketika dikonfirmasi Pasundan Ekspres Selasa (27/7).

Sebelumnya, Hari Rubiyanto juga pernah mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan dengan Direktorat Pengairan Bappenas, yang dihadiri oleh BBWS, dan Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat, Embung Rancahilir akan dibangun oleh Kabupaten Subang pada tahun 2022.

Baca Juga:Antisipasi Bencana Banjir Sejak Dini, Ini yang Dilakukan BPBD SubangAkibat Pelonggaran Kebijakan PPKM, Albert: Jangan Sampai Terjadi Kenaikan

“Berdasarkan hasil rapat terakhir, Embung tersebut akan dibangun pada tahun 2022, menggunakan dana bantuan keuangan Provinsi Jawa Barat,” jelas Hari.

Apalagi menurutnya, Embung di Desa Rancahilir sendiri telah memiliki Detail Engineering Design (DED) serta UPL/UKL dari tahun anggaran sebelumnya.

Tentunya ia juga berharap agar, perencanaan yang dibuat oleh Pemkab Subang dapat sejalan dengan alokasi anggaran dari Provinsi Jawa Barat.

Sebelumnya, sebagaimana dikatakan Camat Pusakanagara pembangunan Embung yang sedianya akan digarap tahun 2021 ini terkena refocusing anggaran.

Camat Pamanukan Drs H. Moch Solih ketika dikonfirmasi mengatakan, kabar yang ia terima dari Dinas PUPR Kabupaten Subang pada tahun ini rencana pembangunan embung di Desa Rancahilir ditunda. “Kabar yang saya terima begitu, tahun ini ditunda karena terkena refocusing anggaran,” imbuhnya.

Kepala Desa Mulyasari Hasanudin Masawi mengatakan, pembangunan embung tersebut bukan merupakan sebuah keinginan akan tetapi merupakan sebuah kebutuhan. “Kalau berbicara keinginan itu bisa ditunda, tapi kondisinya saat ini keberadaan bank itu memang sangat dibutuhkan,” imbuhnya.

Ia menyebut ada empat poin yang mendasari mengapa embung tersebut harus direalisasikan. Pertama, Embung tersebut jika dibangun akan bermanfaat untuk pertanian. Disisi lain, keberadaan embung tersebut bisa meminimalisir dampak banjir.

Baca Juga:Camat Tanjungsiang Aktif Bina BUMDes2.000 Pedagang di Purwakarta Ditargetkan Dapat Vaksin Covid-19

Lalu yang ketiga, embung tersebut bisa menjadi sarana pariwisata. Terakhir, di lokasi embung tersebut bisa digunakan untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi, seperti tambak terapung. “Tentu soal pengairan pada pertanian akan ada manfaat besar, baik bagi Rancahilir, Mulyasari juga desa lain. Saluran air juga bisa jadi menjangkau lebih jauh lagi, kalau musim hujan juga air bisa ditampung dulu. Belum lagi soal nanti ada jalan tol. Ini dampaknya akan luar biasa. Jadi harus bisa diminimalisir dampak banjir ini. Selain memang pasti ini bisa jadi sarana pariwisata,” ungkapnya.(ygi/vry)

0 Komentar