Sejak tahun itu, banyak hal yang dipelajari. Narasumber semakin beragam dari berbagai kalangan.
Tahun 2018 di saat semakin kompleksnya bidang liputan, tantangan kembali dibuat. Ternyata setelah selesai kuliah, serasa masih harus terus banyak belajar.
Setelah lulus Sarjana Ilmu Komunikasi di pertengahan tahun 2018, saya mencoba daftar kuliah lagi. Saat itu belum wisuda. Pilihan tertuju ke Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Baca Juga:Tridjaya Elektronik Kini Hadir di Haurgeulis, Tawarkan Harga Murah dan Barang Lengkap Pesantren Daarul Abbas Al Maliki Diresmikan, Program Unggulan Tahfidz Quran dan Cara Cepat Baca Kitab Kuning
Saya pilih program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Masih linear dengan apa yang dipelajari di S1. Juga linear dengan pekerjaan yang dijalani.
September 2018 mulai kuliah sebagai mahasiswa Pascasarjana Jurusan KPI UIN Bandung. Jadwal kuliah Jumat dan Sabtu. Senin – Kamis gas pol liputan.
Dua tanggungjawab kembali dilaksanakan. Untung sudah terbiasa bersahabat dengan waktu. Pekerjaan sebagai wartawan harus selesai, kuliah harus tuntas.
Untung apa yang saya lakukan ini dipahami oleh pimpinan di kantor. Dan pilihan saya kuliah lagi, direstui bahkan didorong oleh pimpinan.
Selama dua tahun saya berjibaku menyelesaikan tugas sebagai wartawan dan mahasiswa. Akhirnya Agustus 2020 bisa lulus. Saat masa Covid-19. Lega juga. Kini tinggal semakin fokus kerja.
Tahun 2020 juga ada tantangan baru. Pimpinan mempercayakan saya sebagai asisten redaktur. Tugasnya selain liputan juga membantu redaktur mengedit berita.
Ngedit berita yang ringan dulu. Cukup berita pendidikan dan bisnis. Terus saya jalani. Setelah beres liputan, ngetik berita sendiri, dan ngedit berita kiriman wartawan.
Baca Juga:DMI Subang Gelar Pelatihan Imam dan Khotib, Diikuti Da’i Hingga Polisi Senam Zumba dan Aerobik Ramaikan Soft Opening Tridjaya Elektronik Cabang HaurgeulisÂ
Perubahan Signifikan Pasundan Ekspres
Tahun 2020 Covid-19 semakin mengganas. Tugas wartawan terganggu. Sulit bertemu narasumber. Paling memanfaatkan handphone untuk wawancara.
Berita hatus tetap ada. Apapun kondisinya. Pembaca tak mau tahu. Koran dan media online harus diisi berita.
Inilah tahun di mana Pasundan Ekspres melakukan perubahan signifikan. Digitalisasi harus dimaksimalkan.
Kondisi sulit, membuat tim berpikir keras. Saat masa itu lahirlah beberapa terobosan. Satu maksimalkan website atau portal berita dan membuat program podcast.
Lahirlah podcast Bincang-bincang Pasundan Ekspres. Bulan Mei 2020. Hostnya saya. Belum punya pengalaman jadi host.
Narasumber pertamanya Jubir Satgas Covid-19 Subang dr Maxi. Saat ini dia sudah jadi Kepala Dinkes. Dulu masih Kabid. Dapat promosi saat masa Covid-19.