“Yang juga penting adalah berkolaborasi. AI adalah bidang kompleks yang membutuhkan kolaborasi antara para ahli di berbagai bidang. Etis dalam menggunakan AI karena AI berpotensi digunakan untuk tujuan baik maupun buruk. Penting untuk memastikan bahwa
AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab, serta tidak merugikan orang lain,” jelas perempuan cerdas tersebut.
Terakhir adalah membangun regulasi. AI semakin sering digunakan, maka dari itu perlu ada kebutuhan regulasi untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan bertanggung jawab.
Sementara itu, Prof Atie Rachmiatie dalam paparannya mengatakan media sosial menjadi tantangan bagi media arus utama dalam bisnisnya, di sisi lain, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk mendistribusikan konten yang bertanggung jawab ke masyarakat. Pemanfaatan teknologi menjadi kurang optimal karena modal yang kurang dari media arus utama, sementara teknologi perlu investasi yang besar.
Baca Juga:Sinopsis Film Doraemon The Movie: Nobita’s Sky Utopia (2023)Sinopsis Drama The Killing Vote, Gaet Park Hae Jin dan Lim Ji Yeon
“Media menghadapi tantangan dari lembaga atau individu lain yang mencari nafkah melalui media sosial, dengan cara-cara yang pada dasarnya adalah tugas jurnalistik. Mereka mengandalkan ketenaran dan jumlah follower di media sosial, sehingga mampu tampil menjadi news maker. Dalam situasi ini mereka lebih mampu mengkapitalisasi isu ketimbang media arus utama,” ucap Prof Atie Rachmiatie.
Namun, lantaran mereka bukan jurnalis, tentu kualitas konten jauh dari standar jurnalistik dan jauh dari etika jurnalistik. Sayangnya model tampilan dan konten yang mereka sajikan diminati audiens. Dengan kata lain, ada tren personalisasi di industri media. “Warga perlu diajak kolaborasi dengan bertanya konten apa yang dibutuhkan. Jika konten media isinya sama seperti media sosial, maka warga akan berpaling dan merasa tidak butuh lagi media,” katanya.
Prof Deddy Mulyana Apresiasi Dr Aqua Dwipayana
Seusai acara seminar begawan Komunikasi Prof Deddy Mulyana mengapresiasi presentasi yang disampaikan Dr Aqua Dwipayana. Hal itu disampaikan langsung kepada bapak dua anak tersebut.
“Aqua, Anda bagus menyampaikan materinya. Lugas dan memberikan contoh-contoh nyata sehingga para peserta lebih memahaminya,” ujar Prof Deddy Mulyana.
Dosen favorit yang telah menghasilankan ratusan Doktor Komunikasi itu menilai kehadiran Dr Aqua Dwipayana di seminar tersebut memberikan warna tersendiri sebagai praktisi. Apalagi materi yang disampaikannya cukup aktual dan relevan dengan kondisi saat ini.